Rancangan Modul Ajar Menggunakan Pendekatan TaRL - erapandu

Rancangan Modul Ajar Menggunakan Pendekatan TaRL

Rancangan Modul Ajar Menggunakan Pendekatan TaRL

Prinsip Pengajaran dan Asesmen Topik 3 Aksi Nyata - Pada tahap ini, Anda dapat mencoba untuk menyusun draft rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan pendekatan TaRL. Tugas rancangan pembelajaran ini akan disempurnakan pada topik selanjutnya.

Setelah belajar, berdiskusi, menelaah kesesuaian pembelajaran dengan tingkat capaian dan karakteristik peserta didik, hingga mencoba merancang pembelajaran dan asesmen semoga pemahaman Anda tentang dengan pendekatan TaRL tersebut menjadi lebih baik.

Cari di sini :
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Kumpulan Soal SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Download Buku Pelajaran  Buka/Unduh
Download Modul Ajar  Buka/Unduh


MODUL AJAR BAHASA INDONESIA
MENULIS KEMBALI (PARAFRASA) CERITA HIKAYAT

 

 

INFORMASI UMUM

 Identitas Modul

Nama Penyusun               : Erapandu.com
Penyusunan Modul          : 2023
Fase/Kelas                        : E/X
Semester                           : Satu
Materi Pokok                   : Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman (Teks Hikayat)
Alokasi Waktu                 : 3 JP x 45 menit
Jumlah Pertemuan            : 2 kali

Materi Pembelajaran

  • ·         Menulis kembali (parafrasa) cerita hikayat

Pendekatan Pembelajaran

  • ·         Teaching at the Right Level (TaRL)

Model Pembelajaran

  • ·         Project Based Learning

Metode Pembelajaran

  •           Ceramah
  •            Diskusi

  •           Tanya jawab
  •            Penugasan

Sarana dan Prasarana

  • Proyektor dan LCD
  • Laptop
  • PowerPoint
  • LKPD
  • Internet
  • Gawai
  • Quizizz
  • Padlet

Profil Pelajar Pancasila

  • Bernalar kritis
  • Kreatif
  • Bergotong royong


KOMPETENSI INTI

Capaian Pembelajaran

Elemen

Capaian Pembelajaran

Menulis

  • Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau fiksi.
  • Peserta didik mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif.
  • Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak maupun digital.

 

Tujuan Pembelajaran

  • Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Project Based Learning, peserta didik mampu:
  • Peserta didik mampu memahami cara menulis ulang atau memparafrasa cerita hikayat
  • Peserta didik mampu menulis parafrasa dari cerita hikayat

Kompetensi Awal

  • Peserta didik telah mampu memahami pengertian dan langkah melakukan parafrasa pada sebuah teks cerita hikayat.
  • Peserta didik telah mampu menulis ulang sebuah teks cerita hikayat menggunakan bahasa sendiri.

Pemahaman Bermakna

  • Keterampilan menulis ulang sebuah cerita hikayat menggunakan bahasa sendiri.
  • Keterampilan menyampaikan kembali informasi berupa hasil parafrasa dari sebuah teks cerita hikayat.

Pertanyaan Pemantik

  • Pernahkan kalian mengutip sebuah kalimat atau gagasan di dalam sebauh buku ?
  • Apakah kalian pernah menceritakan sebuah film, cerpen, ataupun novel ?

Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke 1

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

  1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar.
  2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai.
  3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menayakan kesiapan belajar.
  4. Motivasi (memberi stimulus/ IceBreaking/pepatah).
  5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  6. Guru memberikan apresepsi yaitu mengulas materi sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan.
  7. Guru melakukan asesmen diagnostik menggunakan quiziz sebagai acuan pembentukan kelompok diferensiasi (kelompok perlu bimbingan, kelompok mahir, dan kelompok sangat mahir)
  8. Guru membangun konteks dengan memberikan pertanyaan pemantik berhubungan dengan kutipan atau sebuah cerita yang diceritakan ulang, kemudian dikaitkan dengan materi memparafrasa teks cerita hikayat.

  • Pernahkan kalian mengutip sebuah kalimat atau gagasan di dalam sebauh buku ?
  • Apakah kalian pernah menceritakan sebuah film, cerpen, ataupun novel ?

 

Kegiatan Inti (30 Menit)

a. Pertanyaan Mendasar dan Persiapan Penugasan Proyek

1. Guru menayangkan PowerPoint untuk menyampaikan topik pembelajaran mengenai materi parafrasa dan langkah-langkah memparafrasakan cerita hikayat.

2. Peserta didik berkesampatan untuk mengajukan pertanyan terkait dengan materi/topik yang telah disampaikan oleh guru.

3.  Guru memberikan gambaran tentang penugasan proyek yang dikerjakan secara berkelompok. Proyek yang akan dilakukan yaitu menulis ulang cerita hikayat menggunakan bahasa sendiri dan lebih mudah dipahami.

4.     Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan hasil asesmen diagnostik (Terbagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Kelompok 1 dan 2 golongan kelompok sangat mahir, kelompok 3 dan 4 kelompok mahir, dan kelompok 5 dan 6 golongan kelompok perlu bimbingan).

  • ·          Kelompok sangat mahir. Peserta didik yang memiliki  kemampuan sudah berkembang mengenai  pengetahuan awal terkait dengan informasi dan makna dalam arkais dan mampu mengungkapkan nilai-nilai yang terdapat dalam hikayat yang dibaca, mampu memahami isi dan alur dari bahasa di dalam cerita hikayat. Pada kelompok ini mendapatkan LKPD terkait memparafrasa cerita hikayat yang berjudulSi Miskin”. Cerita hikayat “Si Miskin” memiliki bacaan yang komplek dan panjang, banyak menggunakan kata arkais dan makna kias. Oleh sebab itu, siswa yang memilki kemampuan sangat mahir/sudah berkembang diberikan asesmen yang lebih menantang dari pada kelompok lain.
  • ·  Kelompok kemampuan mahir. Peserta didik yang memiliki kemampuan sudah berkembangan tentang pengetahuan terkait dengan informasi dan nilai dalam hikayat, akan tetapi belum sepenuhnya memiliki pengetahuan terkait karakterisasi dan kata arkais dalam cerita hikayat, namun sudah mampu memahami isi dan alur di dalam cerita hikayat. Adapun asesmen yang diberikan adalah LKPD terkait memparafrasa cerita hikayat yang berjudulSa-iijan dan Ikan Todak”. Cerita hikayat tersebut memiliki bacaan yang panjang tetapi tidak banyak menggunakan makna kias dan mudah dipahami, sehingga kelompok yang cukup mahir/sedang dapat mengidentifikasi nilai-nilai dan karaketrisasi hikayat yang bacaannya tidak terlalu kompleks.
  • ·   Kelompok perlu bimbingan. Peserta didik yang kemampuannya belum berkembang, kurang mengetahui apa itu cerita hikayat, kata arkais, karakteristik, dan nilai dalam hikayat, dan kurang dalam memahami bahasa cerita hikayat untuk menemukan isi dan alur cerita. Adapun asesmen yang diberikan adalah LKPD terkait memparafrasa cerita hikayat yang berjudulPengembara yang Lapar”. Cerita dalam hikayat tersebut memiliki bacaan yang tidak panjang, mudah dipahami, dan sedikit menggunakan kata arkais. Sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan tahap kemampuan mereka. Selain itu, pada golongan kelompok  ini, guru memberikan dampingan dan bimbingan yang penuh dalam proses belajarnya.

b. Mendesain Pertanyaan Produk

5. Guru memastikan bahwa setiap peserta didik telah mendapatkan kelompok masing-masing.

6.    Guru dan peserta didik membuat perencanaan produk terkait memparafrasa cerita hikayat yang sudah disediakan ke dalam lembar LKPD yang sudah disediakan oleh guru.

7. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyajikan hasil parafrasa dalam bentuk karya yang mereka minati. Misalnya video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia, dan lain sebagainya.

8.  Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan, dan sumber yang dibutuhkan.

c. Menyusun Jadwal Pembuatan

9.    Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang waktu pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pengumpulan).

 

Kegiatan Penutup (5 Menit)

  1. Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
  2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan atau kesulitan belajar yang dihadapi. 
  3. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
  4. Guru menyampaiakan materi yang akan dibahas dipertemuan selanjutnya.
  5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi diakhiri dengan berdoa bersama.
  6. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.

 

 

Pertemuan ke 2

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

  1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
  2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai.
  3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menayakan kesiapan belajar. 
  4. Motivasi (memberi stimulus/ IceBreaking/pepatah).
  5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  6. Guru memberikan apresepsi yaitu mengulas materi pertemuan sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan yaitu mempara frasa sebuah teks cerita hikayat.

Kegiatan Inti (75 Menit)

d. Eksekusi Pembuatan Proyek

1.    Guru membagikan cerita hikayat dan lembar LKPD yang sudah disepakati dengan peserta didik di pertemuan sebelumnya.

2.  Peserta didik mulai berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk mengerjakan proyek sesuai jadwal yang sudah disepakati.

3.  Peserta didik dituntuk untuk bertanya kepada guru jika ada kesulitan dalam mengerjakan tugas.

e. Monitoring Keaktifan dan Perkembangan Proyek

4.  Guru memantau keaktifan peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan serta membimbing jika mengalami kesulitan.

5.      Guru memastikan bahwa proyek peserta didik telah selesai dilaksanakan.

f. Menguji Hasil

6.   Proyek yang telah buat oleh setiap kelompok dipaparkan hasil melalui kegiatan presentasi.

7.  Siswa melakukan presentasi secara bergiliran dengan memaparkan hasil proyek membuat tulisan parafrasa cerita hikayat.

8.     Guru membimbing proses pemaparan proyek.

9.    Guru dan kelompok lain memberikan tanggapan, saran, dan masukan pada setiap kelompok terkait dengan isi karya.

g. Evaluasi Pengalaman

10.  Guru dan peserta melakukan refleksi pembelajaran terkait penugasan yang telah mereka lakukan, apa kendala dan kesulitan yang mereka hadapi selama membuat proyek menulis parafrasa dari cerita hikayat.

11.  Guru dan peserta didik sama-sama menyimpulkan proyek yang telah dikerjakan.

 

 

Kegiatan Penutup (5 Menit)

  1. Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan melalui media padlet: https://padlet.com/ppgrobbahpamungkas44/refleksi-pembelajaran-memparafrasa-cerita-hikayat-j6fqg25qzbv99q8z
  2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan atau kesulitan belajar yang dihadapi.
  3. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran .
  4. Guru menyampaiakan materi yang akan dibahas dipertemuan selanjutnya. 
  5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi diakhiri dengan berdoa bersama.
  6. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.

Asesmen

Jenis Asesmen

Teknik

Instrumen

Waktu Pelaksanaan

Diagnostik

Tulis

Soal pilihan ganda

Awal pembelajaran

Formatif

Tulis

LKPD, Rubrik

Saat proses pembelajaran

Remidial

Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, mereka mengerjakan tugas menulis kembali cerita hikayat yang lain menggunakan bahasa sendiri yang lebih sederhana.

 

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Media Ajar

Asesmen Diagnostik Menggunakan Quizizz

Asesmen Diagnostik Menggunakan Quizizz

Refleksi Pembelajaran Menggunakan Padlet

Refleksi Pembelajaran Menggunakan Padlet

Lampiran 2. Lembar Kerja Peserta Didik


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Kelas / Kelompok       :    ............... / ....................

Anggota / No Absen   :

1.      ......................................
2.      ......................................
3.      ......................................
4.      ......................................
5.      ......................................
6.      ......................................

Materi                          : Parafrasa Cerita Hikayat “Si Miskin”

Petunjuk Kerja :

  • Bacalah teks hikayat yang berjudul “Si Miskin” sesuai pembagian yang sudah ditentukan bersama.
  • Identifikasi terlebih dahulu tema, tokoh penokohan, latar, sudut pandnag, dan amanat pada cerita hikayat.
  • Mulai menyusun tulisan parafrasa dari cerita hikayat “Si Miskin”.

Tugas :

  1. Buatlah parafrasa dari cerita hikayat yang berjudul “Si Miskin” menggunakan bahasa sendiri dan mudah dimengerti!
  2. Sajikanlah karya tulisan ke dalam bentuk media yang dikehendaki (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia).

Parafrasa cerita hikayat “Si Miskin”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Kelas / Kelompok       :    ............... / ....................

Anggota / No Absen   :

1.      ......................................
2.      ......................................
3.      ......................................
4.      ......................................
5.      ......................................
6.      ......................................

Materi                          : Parafrasa Cerita Hikayat Sa-iijan dan Ikan Todak

Petunjuk Kerja :

  • Bacalah teks hikayat yang berjudul “Sa-iijan dan Ikan Todak” sesuai pembagian yang sudah ditentukan bersama.
  • Identifikasi terlebih dahulu tema, tokoh penokohan, latar, sudut pandnag, dan amanat pada cerita hikayat.
  • Mulai menyusun tulisan parafrasa dari cerita hikayat “Sa-iijan dan Ikan Todak”.

Tugas :

  1. Buatlah parafrasa dari cerita hikayat yang berjudul “Sa-iijan dan Ikan Todak” menggunakan bahasa sendiri dan mudah dimengerti!
  2. Sajikanlah karya tulisan ke dalam bentuk media yang dikehendaki (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia).

Parafrasa cerita hikayat Sa-iijan dan Ikan Todak

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Kelas / Kelompok       :    ............... / ....................

Anggota / No Absen   :

1.      ......................................
2.      ......................................
3.      ......................................
4.      ......................................
5.      ......................................
6.      ......................................

Materi                          : Parafrasa Cerita Hikayat “Pengembara yang Lapar

Petunjuk Kerja :

  • Bacalah teks hikayat yang berjudul “Pengembara yang Lapar” sesuai pembagian yang sudah ditentukan bersama.
  • Identifikasi terlebih dahulu tema, tokoh penokohan, latar, sudut pandnag, dan amanat pada cerita hikayat.
  • Mulai menyusun tulisan parafrasa dari cerita hikayat “Pengembara yang Lapar”.

Tugas :

  1. Buatlah parafrasa dari cerita hikayat yang berjudul “Pengembara yang Lapar” menggunakan bahasa sendiri dan mudah dimengerti!
  2. Sajikanlah karya tulisan ke dalam bentuk media yang dikehendaki (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia).

Parafrasa cerita hikayat “Pengembara yang Lapar

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Lampiran 3. Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN LKPD

Cerita hikayat “Si Miskin”

Parafrasa : Menulis ulang cerita hikayat “Si Miskin” menggunakan bahasa sendiri, populer dan mudah dipahami dengan menyesuaikan tema, tokoh dan penokohan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, sudut pandang orang ketiga serba tahu, amanat dan nilai-nilai kehidupan tanpa menambah, mengurangi, dan merubah isi dari cerita.

Sinopsis :

Pada zaman dahulu kala di negeri antah berantah yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Maharaja Indera Dewa, hiduplah sepasang suami istri yang sangat miskin. Si Miskin sebenarnya adalah seorang raja yang dikutuk oleh Batara Indera hingga seperti itu.

Ketika siang hari, si miskin pergi ke kampung untuk mencari rejeki. Tetapi sesampainya di kampung, orang-orang mengusirnya dengan kayu. Si miskin berlari ke pasar, tetapi di pasar, ia pun dilempari batu hingga tubuhnya penuh darah. Sepanjang jalan si miskin menangis dan kesakitan. Hingga akhirnya ia sampai di tempat pembuangan sampah dan menemukan sepotong ketupat yang sudah basi dan ruas tebu. Dimakanlah ketupat tersebut oleh sepasang suami istri tersebut dan sebagi penghilang dahaga, diminumlah ruas tebu tersebut.

Tak berapa lama, istri si miskin hamil tiga bulan. Sang istri ingin sekali makan buah tempelam (mangga) yang ditanam di taman raja. Segera si miskin menolaknya dan istrinya menangis karena menginginkan buah tersebut. Si miskin berjanji akan membawakan buah tersebut, dan istrinya pun berhenti menangis.

Hingga akhirnya sang istri melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Mereka memberinya nama Markaromah, yang artinya anak di dalam kesukaran.  

Kemudian si miskin ingin membangun rumah untuk mereka bertiga. Ketika ia menggali tanah untuk menancapkan tiang, ia menemukan telaju yang berisi banyak emas.


Cerita hikayat Sa-iijan dan Ikan Todak

Parafrasa : Menulis ulang cerita hikayat Sa-iijan dan Ikan Todak” menggunakan bahasa sendiri, populer dan mudah dipahami dengan menyesuaikan tema, tokoh dan penokohan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, sudut pandang orang ketiga serba tahu, amanat dan nilai-nilai kehidupan tanpa menambah, mengurangi, dan merubah isi dari cerita.

Sinopsis :

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang Datu sakti yang bernama Datu Mambrur. Suatu hari ia melakukan pertapaan di tengah laut. Tujuannya ialah untuk memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Ia berjanji jika doanya dikabulkan, maka pulau itu akan dijadikan tempat tinggal anak dan cucunya nanti.

Di hari terakhir pertapaannnya, ia diserang oleh seekor ikan. Untungnya Datu Mambrur dapat mengalahkan ikan tersebut, karena hal tersebut Raja ikan todak akan memenuhi apapun permintaan Datok Mambrur.

Di hari pertapaan terakhir, Datok Mambrur belum juga melihat bahwa permintaanya akan dikabulkan. Datu Mambrur juga menolong raja ikan todak yang terluka. Datok Mambrur pun dibawa ke istana raja ikan todak dan akan dilayani oleh ikan duyun dan gurita, akan tetapi Datu Mambrur menolak. Akhirnya Dato Mambrur mengatakan tujuan pertapaanya kepada raja ikan todak. Setelah mendengar tujuan Dato Mambrur, raja ikan todak mau mengabulkan keinginannya.

Sesaat sebelum waktu pertapaan berakhir, Dato Mambrur dikejutkan dengan suara jutaan ikan. Ternyata mereka mendorong dan memunculkan daratan baru. Datu Mambrur terkejut, ternyata raja ikan todak menepati janjinya. Dato Mambrur pun merasa senang dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Akhirnya pulau tersebut ia beri nama Pulau Halimun.


Cerita hikayat “Pengembara yang Lapar

Parafrasa : Menulis ulang cerita hikayat “Pengembara yang Lapar” menggunakan bahasa sendiri, populer dan mudah dipahami dengan menyesuaikan tema, tokoh dan penokohan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, sudut pandang orang ketiga serba tahu, amanat dan nilai-nilai kehidupan tanpa menambah, mengurangi, dan merubah isi dari cerita.

Sinopsis :

Suatu hari hiduplah 3 orang sahabat yang sangat suka berkelana keberbagai tempat. Mereka adalah Kendi, Buyung, dan Awang. Suatu ketika mereka sedang beristirahat di bawah pohon besar untuk menghilangkan rasa lelah dan penat di dalam perjalanan. Saat itu mereka sedang kelaparan, kelelahan, dan juga kehausan. Buyung dan Kendi berkeluh kesah dan menghayal tentang makanan. Mereka berjanji akan menghabiskan seluruh makanan itu. Awang berusaha untuk menasehati mereka agar tidak sombong dan tamak. Akan tetapi mereka tidak menghiraukan nasihat Awang bahkan malah memakinya.

Ternyata pohon yang mereka singgahi itu mendengar keluh kesah mereka. Pohon itu merasa kasihan kepada mereka dan ingin mengabulkan keinginan mereka. Pohon tua itu pun memberi Buyung 10 ayam yang sangat besar, Kendi mendapatkan nasi yang sangat banyak, dan Awang hanya diberi sepiring nasi. Buyung dan Kendi memakan makanan mereka dengan sangat lahap. Namun Awang memakan pemberian tersebut dengan sangat tenang. Awang pun menghabiskan seluruh makanan tanpa sisa. Sedangkan Buyung dan Kendi tidak mampu menghabiskan makanan mereka yang sangat banyak itu. Akibatnya sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh Buyung dan Kendi menyerang mereka dan membuat mereka meninggal. Awang yang tidak mampu berbuat apa-apa hanya bisa bersedih dan pergi dengan berat hati.

 

Lampiran 4. Rubrik penilaian dan pedoman penskoran

Kisi-Kisi Penilaian Formatif

Materi

Indikator Soal

Nomor Soal

Jenis Alat Evaluasi

Unsur HOTS

Parafrasa cerita hikayat

Disediakan teks hikayat berjudul Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak, atau “Pengembara yang Lapar, peserta didik diminta memparafrasa cerita hikayat.

1

Tes Tertulis (Uraian)

Peserta didik mampu berfikir kritis secara kreatif dalam membuat parafrasa dari cerita hikayat menggunakan bahasa sendiri dan populer hinggayang pipahami.

Parafrasa cerita hikayat

Menyajikan hasil parafrase teks  cerita hikayat berjudul Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak, atau “Pengembara yang Lapardalam bentuk media yang dikehendaki peserta didik (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia, atau lainnya)

2

Produk

Peserta didik mampu menyajikan hasil diskusi kelompok secara kreatif dalam bentuk media.

 

Rubrik Penilaian Formatif

No.

Aspek

Indikator

Skor

Skor Maks

1

Kelengkapan konten

Peserta didik menyajikan tugas yang berisi tulisan parafrasa cerita hikayat “Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak”, atau “Pengembara yang Lapar” dengan tepat dan lengkap sesuai isi cerita asalnya (4 nilai)

3

3

Peserta didik menyajikan tugas yang berisi tulisan parafrasa cerita hikayat “Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak”, atau “Pengembara yang Lapar” dengan tepat tetapi ada sedikit pergeseran isi cerita yang dibuat dengan cerita asal (kurang dari 4 nilai)

2

Peserta didik menyajikan tugas yang berisi tulisan parafrasa cerita hikayat “Si Miskin”, “Sa-iijan dan Ikan Todak”, atau “Pengembara yang Lapar” dengan kurang tepat dan isi cerita banyak berbeda dengan cerita asal (4 nilai atau kurang dengan bukti yang salah)

 

1

2

Bahasa

Peserta didik menyusun redaksi dalam prodak (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia, atau lainnya) dengan bahasa populer dan mudah dipahami.

3

3

Peserta didik menyusun redaksi dalam prodak (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia, atau lainnya) dengan bahasa populer namun masih sulit untuk dipahami.

2

Peserta didik menyusun redaksi dalam prodak (video podcast, video gerak henti, video gambar, salindia, atau lainnya) dengan bahasa sudah populer namun masih sulit dipahami.

1

3

Kreativitas

Peserta didik mempertimbangkan pemilihan

bentuk, warna, tata letak, dan keterbacaan  tulisan atau suara sengat detail.

 

4

4

Peserta didik mempertimbangkan pemilihan  bentuk, warna, tata letak, dan keterbacaan tulisan atau suara dengan detail.

3

Peserta didik mempertimbangkan pemilihan  bentuk, wana, tata letak, dan keterbacaan tulisan atau suara kurang detail.

2

Peserta didik mempertimbangkan pemilihan

bentuk, wana, tata letak, dan keterbacaan  tulisan atau suara kurang detail dan tidak menarik.

1

Jumlah skor 10

Pedoman pensekoran : Jumlah Skor X 10 = 100


Rubrik Penilaian Presentasi

 

No

 

Kriteria Penilaian

Kurang (20-30)

Cukup (40-59)

Baik (60-79)

Sangat

Baik (80-100)

Tindak Lanjut

1

Penguasaan Materi

 

 

 

 

 

2

Alat peraga dan

presentasi

 

 

 

 

 

3

Kekompakan

pembagian kelompok

 

 

 

 

 

4

Penyampaian

 

 

 

 

 

Jumlah Skor

 

Pedoman Penskoran

Jumlah skor (sangat baik) : 4 = 400:4 = 100

 


Lampiran 5. Teks Cerita Hikayat

Teks Hikayat

“Si Miskin”

Asalnya raja kayangan dan jadi demikian karena disumpahi oleh Batara Indera. Terlantar di negeri Antah Berantah dan keduanya sangat dibenci orang. Setiap kali mereka mengemis di pasar dan kampung mereka dipukuli dan diusir hingga ke hutan. Oleh yang demikian tinggallah dua suami-istri itu di hutan memakan batang kayu dan buah-buahan.

Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya. Maka istrinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu. Maka suaminya itu pun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada ia mau beranak. Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya berkata kepada istrinya, “Ayo, hai Adinda. Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini. Tiadakah tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu? Jangankan hendak meminta barang suatu, hampir kepada kampung orang tiada boleh.”

Setelah didengar oleh istrinya kata suaminya demikian itu maka makinlah sangat ia menangis. Maka kata suaminya, “Diamlah tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah mempelam itu kakanda berikan pada tuan.”

Maka istrinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun pergilah ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai di orang berjualan buah mempelam maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia akan dipalu orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam, “Hai miskin. Apa kehendakmu?”

Maka sahut Si Miskin, “Jikalau ada belas dan kasihan serta rahim tuan akan hamba orang miskin hamba ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak memohonkan buah mempelam tuan yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan.”

Maka terlalu belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si Miskin. Seperti hancurlah rasa hatinya. Maka ada yang memberi buah mempelam, ada yang memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan buah-buahan. Maka si Miskin itu pun heranlah akan dirinya oleh sebab diberi orang pasar itu berbagaibagai jenis pemberian. Adapun akan dahulunya jangankan diberinya barang suatu hamper pun tiada boleh. Habislah dilemparnya dengan kayu dan batu. Setelah sudah ia berpikir dalam hatinya demikian itu maka ia pun kembalilah ke dalam hutan mendapatkan istrinya.

Maka katanya, “Inilah Tuan, buah mempelam dan segala buah-buahan dan makanmakanan dan kain baju. Itupun diinjakkannyalah istrinya seraya menceriterakan hal ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka istrinya pun menangis tiada mau makan jikalau bukan buah mempelam yang di dalam taman raja itu. “Biarlah aku mati sekali.”

Maka terlalulah sebal hati suaminya itu melihatkan akan kelakuan istrinya itu seperti orang yang hendak mati. Rupanya tiada lah berdaya lagi. Maka suaminya itu pun pergilah menghadap Maharaja Indera Dewa itu. Maka baginda itu pun sedang ramai di hadap oleh segala raja-raja. Maka si Miskin datanglah. Lalu masuk ke dalam sekali.

Maka titah baginda, “Hai Miskin, apa kehendakmu?”

Maka sahut si Miskin, “Ada juga tuanku.” Lalu sujud kepalanya lalu diletakkannya ke tanah, “Ampun Tuanku, beribu-ribu ampun tuanku. Jikalau ada karenanya Syah Alam akan patuhlah hamba orang yang hina ini hendaklah memohonkan buah mempelam Syah Alam yang sudah gugur ke bumi itu barangkali Tuanku.”

Maka titah baginda, “Hendak engkau buatkan apa buah mempelam itu?” Maka sembah si Miskin, “Hendak dimakan, Tuanku.” Maka titah baginda, “Ambilkanlah barang setangkai berikan kepada si Miskin ini”.

Maka diambilkan oranglah diberikan kepada si Miskin itu. Maka diambillah oleh si Miskin itu seraya menyembah kepada baginda itu. Lalu keluar ia berjalan kembali. Setelah itu maka baginda pun berangkatlah masuk ke dalam istananya. Maka segala raja-raja dan menteri hulubalang rakyat sekalian itu pun masing-masing pulang ke rumahnya. Maka si Miskin pun sampailah kepada tempatnya. Setelah dilihat oleh istrinya akan suaminya datang itu membawa buah mempelam setangkai. Maka ia tertawa-tawa. Seraya disambutnya lalu dimakannya.

Maka adalah antaranya tiga bulan lamanya. Maka ia pun menangis pula hendak makan nangka yang di dalam taman raja itu juga. Demikian juga si Miskin mendapat nangka di kebun raja itu untuk istrinya yang mengidam itu. Adapun selama istrinya si Miskin hamil maka banyaklah makan-makanan dan kain baju dan beras padi dan segala perkakasperkakas itu diberi orang kepadanya.

Dan pada ketika yang baik dan saat yang sempurna, pada malam empat belas hari bulan maka bulan itu pun sedang terangtumerang maka pada ketika itu istri si Miskin itu pun beranaklah seorang anak lelaki terlalu amat baik parasnya dan elok rupanya. Anak itu dinamakan Marakarmah, artinya anak di dalam kesukaran.

Hatta maka dengan takdir Allah Swt. menganugerahi kepada hambanya. Maka si Miskin pun menggalilah tanah hendak berbuat tempatnya tiga beranak itu. Maka digalinyalah tanah itu hendak mendirikan tiang teratak itu. Maka tergalilah kepada sebuah telaju yang besar berisi emas terlalu banyak. Maka istrinya pun datanglah melihat akan emas itu. Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.”

Ia menjadi kaya dan menempah barangbarang keperluannyakendi, lampit, utar-utar, pelana kuda, keris, dan sebagainya. Sekembalinya dari menempah barang-barang itu dia mandi berlimau, menimang anaknya dan berseru, “Jikalau sungguhsungguh anak dewa-dewa hendak menerangkan muka ayahanda ini, jadiIah negeri di dalam hutan ini sebuah negeri yang lengkap dengan kota, parit dan istananya serta dengan menteri, hulubalang, rakyat sekalian dan segala raja-raja di bawah baginda, betapa adat segala raja-raja yang besar!”

Kabul permintaan itu dan si Miskin menjadi raja bertukar nama Maharaja Indera Angkasa dan istrinya bertukar nama Ratna Dewi dan negeri itu dinamakan Puspa Sari.


Teks Hikayat

Sa-iijan dan Ikan Todak 

Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar.

Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan. Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak.

Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu.

Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu menyerang lagi. Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan lain mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan prajurit siap tempur. Pada serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya.

“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?” “Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku takluk,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit. Tubuhnya terjepit di sela-sela karang tajam. “Jadi, itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang. “Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”

“Datu, tolonglah aku. Obati luka-lukaku dan kembalikanlah aku ke laut. Kalau terlalu lama di darat, aku bisa mati. Atas nama rakyatku, aku berjanji akan mengabdi padamu, bila engkau menolongku...” Raja Ikan Todak mengiba-iba. Seolah sulit bernapas, insangnya membuka dan menutup. “Baiklah,” Datu Mabrur berdiri. “Sebagai sesama makhluk ciptaanNya, aku akan menolongmu.” “Apa pun permintaanmu, kami akan memenuhinya. Datu ingin istana bawah laut yang terbuat dari emas dan permata, dilayani ikan duyung dan gurita? Ingin berkeliling dunia, Bersama ikan paus dan lumba-lumba?”

“Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-cucuku nanti....” Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama ini. “Akan kukerahkan rakyatku, seluruh penghuni lautan dan samudera. Sebelum matahari terbit esok pagi, impianmu akan terwujud. Aku bersumpah!” jawab Raja Ikan Todak. Datu Mabrur tak dapat membayangkan, bagaimana Raja Ikan Todak akan memenuhi sumpahnya itu. “Baiklah. Tapi kita harus membuat perjanjian. Sejak sekarang kita harus sa-ijaan, seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu kita. Kita harus rakat mufakat, bantu membantu, bahu membahu. Setuju?” “Setuju, Datu...,” sahut Raja Ikan Todak yang tergolek lemah. Ia sangat membutuhkan air. Mendengar jawaban itu, Datu Mabrur tersenyum.

Dengan hati-hati, dilepaskannya tubuh Raja Ikan Todak dari jepitan karang, lalu diusapnya lembut. Ajaib! Dalam sekejap, darah dan luka di sekujur tubuh Raja Ikan Todak itu mengering! Kulitnya licin kembali seperti semula, seakan tak pernah luka. Ikan itu menggerakgerakkan sirip dan ekornya dengan gembira.

Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja Ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi mengepung karang, kini berenang mengerumuninya, melompat-lompat bersuka ria. “Sa-ijaan!” seru Raja Ikan Todak sambil melompat di permukaan laut. “Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.

Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Gemuruh perlahan, tapi pasti. Gemuruh suara itu terdengar bersamaan dengan timbulnya sebuah daratan, dari dasar laut! Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak. Naik dan terus naik! Lalu, seluruhnya timbul ke permukaan! Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut.

Sambil mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! Sa-ijaan! Sa-ijaaan...!” Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja Ikan Todak telah memenuhi sumpahnya! Bersamaan dengan terbitnya matahari pagi, daratan itu telah timbul sepenuhnya. Berupa sebuah pulau. Lengkap dengan ngarai, lembah, perbukitan dan pegunungan. Tanahnya tampak subur. Pulau kecil yang makmur. Datu Mabrur senang dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi kenyataan. Permohonannya telah dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun. Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan dikelilingi laut.


Teks Hikayat

“Pengembara yang Lapar”

Tersebutlah kisah tiga orang sahabat, Kendi, Buyung dan Awang yang sedang mengembara. Mereka membawa bekalan makanan seperti beras, daging, susu dan buah-buahan. Apabila penat berjalan mereka berhenti dan memasak makanan untuk dimakan bersama. Jika bertemu kampung, mereka akan singgah membeli makanan untuk dibuat bekal dalam perjalanan.

Pada suatu hari, mereka tiba di kawasan hutan tebal. Di kawasan itu mereka tidak bertemu dusun atau kampung. Mereka berhenti dan berehat di bawah sebatang pokok ara yang rendang. Bekalan makanan pula telah habis. Ketiga-tiga sahabat ini berasa sangat lapar,

“Hai, kalau ada nasi sekawah, aku akan habiskan seorang,” tiba-tiba Kendi mengeluh. Dia mengurut-ngurut perutnya yang lapar. Badannya disandarkan ke perdu pokok ara.

“Kalau lapar begini, ayam panggang sepuluh ekor pun sanggup aku habiskan,” kata Buyung pula.

“Janganlah kamu berdua tamak sangat dan bercakap besar pula. Aku pun lapar juga. Bagi aku, kalau ada nasi sepinggan sudah cukup,” Awang bersuara.

Kendi dan Buyung tertawa mendengar kata-kata Awang.

“Dengan nasi sepinggan, mana boleh kenyang? Perut kita tersangatlah lapar!” ejek Kendi. Buyung mengangguk tanda bersetuju dengan pendapat Kendi.

Perbualan mereka didengar oleh pokok ara. Pokok itu bersimpati apabila mendengar keluhan ketiga-tiga pengembara tersebut lalu menggugurkan tiga helai daun.

Bubb! Kendi, Buyung dan Awang terdengar bunyi seperti benda terjatuh. Mereka segera mencari benda tersebut dicelah-celah semak. Masing-masing menuju ke arah yang berlainan.

“Eh,ada nasi sekawah!” Kendi menjerit kehairanan. Dia menghadap sekawah nasi yang masih berwap. Tanpa berfikir panjang lalu dia menyuap nasi itu dengan lahapnya.

“Ayam panggang sepuluh ekor! Wah, sedapnya!” tiba-tiba Buyung pula melaung dari arah timur. Serta-merta meleleh air liurnya. Seleranya terbuka. Dengan pantas dia mengambil ayam yang paling besar lalu makan dengan gelojoh.

Melihatkan Kendi dan Buyung telah mendapat makanan, Awang semakin pantas meredah semak. Ketika Awang menyelak daun kelembak, dia ternampak sepinggan nasi berlauk yang terhidang. Awang tersenyum dan mengucapkan syukur kerana mendapat rezeki. Dia makan dengan tenang. Selepas makan, Awang rasa segar. Dia berehat semula di bawah pokok ara sambil memerhatikan Kendi dan Buyung yang sedang meratah makanannya.

“Urgh!” Kendi sendawa. Perutnya amat kenyang. Nasi di dalam kawah masih banyak. Dia tidak mampu menghabiskan nasi itu. “Kenapa kamu tidak habiskan kami?” tiba-tiba nasi di dalam kawah itu bertanya kepada Kendi.

“Aku sudah kenyang,” jawab Kendi.

“Bukankah kamu telah berjanji akan menghabiskan kami sekawah?” Tanya nasi itu lagi.

“Tapi perut aku sudah kenyang,” jawab Kendi.

Tiba-tiba nasi itu berkumpul dan mengejar Kendi. Kawah itu menyerkup kepala Kendi dan nasi-nasi itu menggigit tubuh Kendi. Kendi menjerit meminta tolong.

Buyung juga kekenyangan. Dia cuma dapat menghabiskan seekor ayam sahaja. Sembilan ekor ayam lagi terbiar di tempat pemanggang. Oleh kerana terlalu banyak makan, tekaknya berasa loya. Melihat baki ayam-ayam panggang itu, dia berasa muak dan hendak muntah. Buyung segera mencampakkan ayam-ayam itu ke dalam semak.

“Kenapa kamu tidak habiskan kami?” tiba-tiba tanya ayam-ayam panggang itu.

“Aku sudah kenyang,” kata Buyung. “Makan sekor pun perut aku sudah muak,” katanya lagi.

Tiba-tiba muncul sembilan ekor ayam jantan dari celah-celah semak di kawasan itu. Mereka meluru ke arah Buyung. Ayam-ayam itu mematuk dan menggeletek tubuh Buyung. Buyung melompat-lompat sambil meminta tolong.

Awang bagaikan bermimpi melihat gelagat rakan-rakannya. Kendi terpekik dan terlolong. Buyung pula melompat-lompat dan berguling-guling di atas tanah. Awang tidak dapat berbuat apa-apa. Dia seperti terpukau melihat kejadian itu.

Akhirnya Kendi dan Buyung mati. Tinggallah Awang seorang diri. Dia meneruskan semula perjalanannya.

Sebelum berangkat, Awang mengambil pinggan nasi yang telah bersih. Sebutir nasi pun tidak berbaki di dalam pinggan itu.

“Pinggan ini akan mengingatkan aku supaya jangan sombong dan tamak. Makan biarlah berpada-pada dan tidak membazir.


Lampiran 5. Materi

Parafrasa

1.      Pengertian Parafrasa

 Parafrasa sebagai istilah yang berasal dari bahasa Latin “paraphrase“ ataupun bahasa Yunani (Paraphrasein), dengan arti yang sama yaitu “Cara Ekspresi Tambahan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),  ataupun parafrasa adalah pengungkapan kembali pada suatu tuturan dari sebuah tingkatan ataupun beragam bahasa menjadi tuturan lain tanpa mengubah pengertian aslinya.

Parafrasa/ adalah menyampaikan kembali sebuah informasi, gagasan, maupun tuturan dengan bahasa yang baru atau bahasa sendiri tanpa mengurangi, menambahkan, atau merubah isi dari teks.

Sederhananya  adalah menyampaikan isi bacaan menggunakan bahasa sendiri agar lebih mudah dimengerti.

Selain itu,  dapat juga dipahami sebagai penguraian kembali pada suatu teks (karangan) dalam bentuk  (susunan kata-kata) yang lain, dengan tujuan dapat menjelaskan makna yang tersembunyi. Parafrasa bisa dibilang sebagai suatu cara yang digunakan oleh para penulis untuk terhindar dari plagiarisme dengan cara memberikan kutipan tak langsung dari teks aslinya. Hal yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan teknik parafrasa sebagai sesuatu yang tidak melanggar hukum, karena penulis hanya akan menulis ulang ide tersebut dengan kalimatnya sendiri.

Parafrasa adalah teknik yang dapat digunakan dengan cara lisan maupun tulisan.  lisan adalah proses yang mengungkapkan isi tuturan secara lisan. Teknik  secara lisan, kemudian dilakukan untuk melatih keterampilan berbicara dengan cara menceritakan ulang sesuatu dengan bahasa sendiri. Sementara itu,  tulisan juga merupakan proses mengungkapkan isi tuturan secara tertulis. Teknik  secara tertulis ini sendiri dilakukan untuk melatih keterampilan menulis.

2.      Tujuan parafrasa

a. Menghindari plagiarism

Plagiarisme sebagai suatu aktivitas menjiplak serta melanggar hak cipta, dan dapat dikategorikan pencurian serta pemalsuan karya dari orang lain. Parafrasa juga akan menghindarkan penulis dari praktik plagiarisme. Dengan menyajikan ide pencipta karya dengan bahasa sendiri, kamu dapat terbebas dari plagiarisme.

b. Gagasan lebih mudah dimengerti

Tujuan parafrasa berikutnya adalah agar gagasan yang disampaikan lebih mudah dimengerti. Melakukan parafrasa mampu membantu menyebarluaskan kembali informasi sumber dengan bahasa yang mudah agar dapat dimengerti oleh banyak orang. Contohnya, format puisi yang kemudian banyak menyajikan diksi yang rumit mampu diubah menjadi narasi dengan teknik parafrasa agar kemudian diketahui maknanya.

Tujuan parafrasa dalam pendidikan

a.       Melatih keterampilan menulis dengan cara menulis ulang dengan bahasa sendiri

b.      Melatih keterampilan berbicara dengan cara menceritakan ulang dengan bahasa sendiri

3.      Teknik Menulis Parafrasa

a.       Membaca ulang teks sumber hingga kamu benar-benar memahami dulu isi teks tersebut.

b.      Menulis ulang ide serta gagasan dalam teks tersebut dengan menggunakan kata-kata sendiri dan tata bahasa yang berbeda.

c.    Buatlah daftar beberapa kata di bawah  tersebut agar membantumu dalam memahami naskah aslinya. Tuliskanlah beberapa kata kunci yang menjadi tema parafrasa.

d.      Pastikan bahwa gagasan utama dalam suatu  masih sama dengan artikel aslinya.

e.  Gunakan juga tanda petik ganda dalam mengidentifikasi istilah-istilah khusus, terminologi, ataupun frase yang sebelumnya kamu pinjam dari naskah asli, dan yang kamu ambil sama persis dengan naskah asli.

f.  Tuliskan sumber (termasuk halaman) untuk dapat mempermudah dirimu dalam menuliskan sumber pustaka atau referensi.

4.      Contoh Parafrasa

Kalimat asli : Seorang Penulis harus dapat mengorganisasi suatu pekerjaan dengan baik agar ia dapat menghasilkan artikel berkualitas secara terus-menerus.

Parafrasa : Untuk menciptakan konten yang berkualitas, seorang penulis harus dapat mengorganisasi tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan baik.


Kalimat asli : Belajar adalah proses transfer ilmu.

Parafrasa : Belajar dapat diartikan sebagai proses pengiriman informasi, pengetahuan, dan atau pengalaman dari satu orang ke orang yang lain melalui berbagai cara (Danis, 2008:7).


Paragraf asli :

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Memanfaatkan Sumber Belajar di Internet Melalui Sosialisasi Edukasi Internet Cerdas, Sehat, dan Aman dianggap telah mencapai sasaran, karena 35% dan 60% peserta menyatakan setuju dan sangat setuju secara berturut-turut bahwa sosialisasi ini bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Parafrasa :

Mayoritas responden yang menjadi audiens dalam penyuluhan bertajuk edukasi internet cerdas, sehat dan aman sepakat hasil penyuluhan memiliki dampak positif bagi rutinitas belajar mengajar. Hal ini dibuktikan dengan persentase setuju sebesar 35% dan sangat setuju sebesar 60% sehingga kegiatan tersebut dianggap telah mencapai sasaran. (Zonyfar, Sihabudin, and Khusaeri, 2019).

 

Paragraf asli :

Mahasiswa sering berlebihan menggunakan kutipan langsung ketika membuat catatan. Akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan pada tugas karya ilmiah. Dari manuskrip akhir, mungkin hanya sekitar 10% yang diperbolehkan muncul dalam kutipan langsung. Oleh sebab itu, kamu harus berusaha membatasi jumlah penulisan yang sama persis dengan materi sumber saat kalian menulis buku ataupun catatan.

Parafrasa :

Dalam penulisan paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip secara berlebihan serta gagal untuk mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan. Masalahnya bersumber dari penulisan catatan, untuk itu sangatlah penting meminimalkan pencatatan materi atau per kata yang sama persis.(Lester, et al., 1976:46-47).

5.      Ciri-ciri Teks paraphrase

a.       Struktur penulisan berubah namun isinya sama

b.      Ditulis dengan kutipan tidak langsung

c.       Disampaikan dengan cara lebih komunikatif dan tidak berbelit-belit atau rumit

d.  Bahasa penyampaian yang digunakan lebih ringan agar mudah dipahami pembaca atau pendengar

e.       Terdapat sumber gagasan atau bacaan

 

 

0 Response to "Rancangan Modul Ajar Menggunakan Pendekatan TaRL"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel