Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal Prakarya Kelas 12 - erapandu

Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal Prakarya Kelas 12

Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal

Rangkuman Materi Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal Prakarya SMA Kelas 12 - Mempelajari perencanaa usaha kerajinan untuk pasar lokal, perancangan produksi kerajinan, penghitunga harga jual produk, media promosi, dan penjualan sistem konsinyasi.

Cari di sini :
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Kumpulan Soal SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Download Buku Pelajaran  Buka/Unduh
Download Modul Ajar  Buka/Unduh

A. Perencanaan Usaha Kerajinan untuk Pasar Lokal

Berdasarkan luasannya, pasar dapat dibedakan menjadi pasar lokal, pasar nasional, dan pasar global atau pasar internasional. 

Pasar lokal dapat dipahami sebagai pasar yang terbatas di lingkungan atau daerah yang sama dengan tempat produksi. 

Pasar dapat dibagi berdasarkan kesamaan perilaku pembeli. Pembagian pasar tersebut dikenal dengan segmentasi pasar. 

Segmentasi pasar sasaran dapat dibedakan secara geografis atau tempat, secara demografis (usia, gender, bangsa dan etnis, pekerjaan, tingkat ekonomi), dan secara psikografis (karakter kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian). 

Pasar sasaran yang berbeda memiliki kebutuhan, keinginan, selera, dan daya beli yang berbeda pula. 

Kebutuhan dan keinginan dari suatu daerah bisa berbeda dengan daerah lainnya. 

Kebutuhan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, misalnya daerah yang bersuhu rendah menyebabkan orang-orangnya membutuhkan penghangat. Sebaliknya, bila suhu tinggi akan dibutuhkan penyejuk, misalnya kerajinan kipas. 

Kebutuhan juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan, misalnya kegiatan membawa barang membuat orang memiliki kebutuhan akan alat bawa. 

Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh produk kerajinan. Selain kebutuhan, pasar sasaran juga memiliki keinginan. Keinginan untuk memiliki produk pada umumnya muncul dari gaya hidup dan selera.

Pada prinsipnya, pasar terjadi karena adanya permintaan (dari pembeli) dan penawaran (dari penjual). 

Potensi pasar dapat diketahui melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan permintaan dan pendekatan penawaran. 

Pendekatan permintaan adalah dengan mencari tahu kebutuhan dari pasar sasaran, sedangkan pendekatan penawaran mengandalkan pada kemampuan wirausahawan membuat produk inovatif. 

Kedua pendekatan ini dapat digunakan untuk mengenali potensi pasar. 

Kebutuhan pasar lokal dapat diketahui dengan melakukan pengamatan terhadap pasar sasaran. 

Misalnya untuk mengenali kebutuhan pasar sasaran siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, kita dapat mengamati kebiasaan mereka. 

Siswa tersebut pada umumnya berangkat ke sekolah dengan membawa baju ganti dan perlengkapan olahraga selain buku pelajaran dan perlengkapan sekolah. 

Mereka membutuhkan tas untuk membawa perlengkapan ekstrakurilernya. Bentuk, ukuran, dan warna dari tas tersebut harus sesuai dengan selera mereka. 

Selain pengamatan, kita juga dapat mewawancarai pasar sasaran untuk mengetahui kebutuhan dan selera mereka. 

Pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya; Tas seperti apa yang mudah dan nyaman digunakan? Tas seperti apa yang mereka sukai? Warna dan motif apa yang disukai?

Ide pengembangan produk kerajinan untuk pasar lokal juga dapat diperoleh dengan mengenali kebiasaan di daerah setempat, misalnya kebiasaan melepas alas kaki saat masuk ke dalam rumah. 

Kebiasaan tersebut membuka peluang pengembangan produk rak sepatu atau tempat penyimpanan alas kaki yang serasi dengan tempatnya diletakkan dan memudahkan penyimpanan dan pengambilan alas kaki. 

Peluang lain dari kebiasaan tersebut adalah membuat sandal khusus untuk di dalam rumah agar telapak kaki terlindungi dari dinginnya lantai.

Segmen pasar sasaran yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Setiap kebutuhan yang berbeda merupakan peluang pasar bagi wirausahawan. 

Segmentasi pasar tersebut memiliki keinginan, selera, dan daya beli yang berbeda pula. 

Pemahaman tentang pasar sasaran secara mendalam akan mendukung proses pencarian ide dan penetapan harga jual produk kerajinan untuk pasar lokal. 

Sumber Daya Material, Teknik, dan Ide Produk Kerajinan

Sumber daya usaha yang dibutuhkan untuk wirausaha kerajinan adalah bahan baku atau material, teknik dan alat, serta keterampilan. 

Wirausaha kerajinan untuk pasar lokal dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku, potensi teknik, dan keterampilan yang ada di daerah tersebut. 

Bahan baku dapat berupa bahan alam atau bahan buatan yang banyak tersedia di lingkungan sekitar. 

Bahan alam, misalnya serat nanas, eceng gondok, tanah liat, kayu, rotan, bambu, kerang, dan tulang. 

Bahan buatan, seperti kain, plastik, kaca, dan karet. Bahan baku atau material yang akan dimanfaatkan untuk memproduksi produk kerajinan harus memiliki jumlah yang cukup agar produk yang dihasilkan memiliki standar bentuk dan kualitas yang sama. 

Teknik pembuatan produk tergantung dari materialnya. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk pembuatan kerajinan di antaranya teknik ukir, teknik sambungan, teknik anyam, dan teknik jahit.

Faktor Pertimbangan Perancangan Produk


Download Kumpulan Rangkuman Materi Pelajaran Tingkat SMP dan SMA 

Buka/Unduh

B. Perancangan dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal

1. Mencari Ide Produk dengan Curah Pendapat

Cara yang dapat dilakukan untuk mencari ide produk adalah melalui curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dalam kelompok. 

Pada proses brainstorming, setiap anggota kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ideide yang beragam dan sebanyak-banyaknya. 

Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun. 

Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah.

Misalnya, tentang alat bawa yang tepat untuk membawa perlengkapan bulu tangkis. 

Beberapa hal yang dapat diskusikan, di antaranya sebagai berikut.

  • Perlengkapan apa saja yang dibawa? 
  • Berapa berat total seluruh perlengkapan tersebut? 
  • Seberapa besar dan bagaimana bentuknya? 
  • Apakah alat bawa harus tahan air? Mengapa? 
  • Bagaimana cara membawa tas tersebut? Di bahu? Di dada? Di punggung? Dijinjing? Dengan tali? 
  • Bagaimana cara membuka, mengeluarkan, dan memasukkan perlengkapan ke dalam tas?

Perancangan rak penyimpanan alas kaki, juga dapat diawali dengan mendiskusikan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.

  • Berapa pasang alas kaki yang akan disimpan pada rak tersebut? 
  • Berapa luas ruang tempat rak akan diletakkan? 
  • Apakah rak akan dibuat tinggi atau lebar?

2. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan beberapa pertimbangan teknis.

Misalnya:

  • bagaimana cara menggunakan produk tersebut? 
  • Apakah material yang ada sudah tepat untuk mewujudkannya? 
  • Apakah memungkinkan untuk diproduksi dengan teknik produksi yang ada saat ini? 
  • Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut agar mudah digunakan oleh manusia?

Contoh sketsa desain akhir sebuah tas Contoh sketsa desain akhir sebuah tas:

Contoh sketsa desain akhir sebuah tas Contoh sketsa desain akhir sebuah tas

Contoh gambar kerja dari sebuah rak:

Contoh gambar kerja dari sebuah rak

3. Prototyping atau Membuat Studi Model

Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi, artinya hanya digambarkan pada bidang datar. 

Produk kerajinan yang akan dibuat adalah berbentuk tiga dimensi, maka studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. 

Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya. 

Material sebenarnya adalah material yang akan digunakan pada produksi kerajinan. 

Alat bantu yang dapat digunakan dalam pembuatan studi model adalah gunting, cutter, lem, selotip (alat pemotong dan bahan perekat).

4. Penentuan Desain Akhir

Studi model dapat menghasilkan 3 sampai 5 buah model. 

Penetapan desain akhir dapat dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. 

Proses evaluasi menghasilkan umpan balik yang bermanfaat dalam menentukan desain akhir yang terpilih. 

Contoh beberapa tas raket badminton:

Contoh beberapa tas raket badminton

Contoh-contoh rak sepatu:

Contoh-contoh rak sepatu

Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal

Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan bahan atau pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing.

  • Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi.
  • Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material, dan bentuk produk yang akan dibuat. Secara umum, material padat dapat dikelompokkan menjadi material solid dan tidak solid (lembaran dan serat).
  • Perakitan dilakukan apabila produk yang dibuat terdiri atas beberapa bagian. Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung seperti lem, paku, benang, tali, atau teknik sambungan tertentu.
  • Finishing dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan sebelum produk tersebut dimasukkan ke dalam kemasan.

Tugas Kelompok Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal 

Kegiatan produksi dilakukan dalam kelompok dengan metode produksi modern. 

Tentukan target jumlah produksi berdasarkan waktu, kemampuan produksi, dan target penjualan. Rencanakan proses produksi, jumlah bahan, dan alat, serta kebutuhan tempat kerja berdasarkan target produksi. 

Buatlah pembagian tugas yang sesuai dengan kompetensi anggota kelompok dan mendukung kualitas produksi yang baik. 

Kegiatan produksi tergantung dari desain produk kerajinan dan teknik produksi yang akan digunakan. 

Kerjakan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah dibuat sebelumnya. 

Secara umum, berikut tahapan produksi kerajinan untuk pasar lokal.

1. Persiapan 

  • Persiapan bahan 
  • Persiapan alat kerja 
  • Persiapan tempat kerja 

2. Kegiatan Produksi 

  • Pembahanan 
  • Pembentukan 
  • Perakitan 
  • Finishing 

3. Pasca produksi 

  • Pemeriksaan kualitas (Quality Control) 
  • Pengemasan 
  • Perapihan bahan, alat, dan tempat kerja 
  • Persiapan penjualan 
  • Penjualan

Metode Produksi dan Keselamatan Kerja

Produksi dapat dilakukan dengan metode tradisional atau modern.

Pemanfaatan metode modern lebih efi sien dalam penggunaan waktu sehingga sesuai untuk produksi dalam jumlah banyak. 

Metode tradisional kurang tepat digunakan untuk produksi dalam jumlah banyak karena produk yang dihasilkan sulit untuk mencapai standar bentuk yang sama. 

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam membuat produk, sehingga detail bentuk produk yang dihasilkan akan berbeda pula. 

Pemanfaatkan metode produksi dan pengaturan alur produksi mempengaruhi kualitas produk dan kelancaran produksi.

Kemasan sebagai Bagian Penting Kerajinan untuk Pasar Lokal

Kemasan produk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari benturan dan cuaca, serta memberikan kemudahan membawa. 

Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks, dan grafi s yang tepat. 

Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam, bergantung dari produk yang akan dikemas. 

Produk kerajinan yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material berstruktur. Kemasan yang bertujuan memperlihatkan keindahan produk di dalamnya dapat memanfaatkan material transparan. 

Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas atau brand dari produk tersebut. Produk hiasan yang ingin dikenali sebagai produk alami akan menggunakan material kemasan yang alami pula. 

Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks, dan grafis. 

Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand. 

Contoh gambar bertema badminton:

Contoh gambar bertema badminton

C. Penghitungan Harga Jual Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal

Harga jual produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan promosi. 

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. 

Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. 

Secara umum biaya overhead dibedakan menjadi 2: 

  • biaya overhead tetap, yaitu biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksinya berubah 
  • biaya overhead variabel, yaitu biaya overhead yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan jumlah produksi. 

Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. 

Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem, dan bahan-bahan lainnya dapat dimasukkan ke dalam biaya overhead. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut menjadi Harga Pokok Produksi (HPP).

Metode penghitungan Harga Pokok Produksi dapat dibuat dengan dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah full costing dan pendekatan kedua adalah variable costing.

1. Full Costing

Pendekatan full costing memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja produksi, dan biaya overhead (tetap dan variabel), serta ditambah dengan biaya nonproduksi, seperti biaya pemasaran, serta biaya administrasi dan umum.

Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Full Costing

Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Full Costing


2. Variable Costing

Pendekatan variable costing memisahkan penghitungan biaya produksi yang berlaku variabel dengan biaya tetap. 

Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja produksi, dan overhead variable ditambah dengan biaya pemasaran variabel dan biaya umum variabel. 

Biaya tetap terdiri atas biaya overhead tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi tetap, dan biaya umum tetap. 

Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Variabel Costing

Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Variabel Costing

Harga Pokok Produksi dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah produk. 

Penetapan Harja Jual Produk diawali dengan penetapan HPP/unit dari setiap produk yang dibuat. HPP/unit adalah HPP dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. 

Misalnya, pada satu kali produksi dengan HPP Rp1.000.000,00 dihasilkan 100 buah produk, maka HPP/ unit adalah Rp1.000.000,00 dibagi dengan 100, yaitu Rp10.000,00. 

Harga jual adalah HPP ditambah dengan laba yang diinginkan. 

Harga jual ditentukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu bahwa harga jual harus sesuai dengan pasar sasaran yang dituju, mempertimbangkan harga jual dari pesaing, dan target pencapaian Break Even Point (BEP), serta jumlah keuntungan yang didapatkan sebagai bagian dari strategi pengembangan wirausaha. 

Metode Penetapan Harga Produk secara teori dapat dilakukan dengan 3 pendekatan:

1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply and Demand Approach) 

Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada, ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. 

2. Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach) 

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan, baik dengan markup pricing dan break even analysis. 

3. Pendekatan Pasar (Market Approach) 

Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, dan sosial budaya.

D. Media Promosi Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal

1. Pengertian Promosi Kerajinan untuk Pasar Lokal

Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran. Strategi pemasaran produk memanfaatkan bauran dari strategi product, place, price, dan promotion atau dikenal pula dengan sebutan 4P.

Promosi produk dapat dilakukan di antaranya dengan mengadakan kegiatan di suatu lokasi, promosi melalui poster atau iklan di media cetak, radio maupun media sosial.

Tujuan promosi adalah untuk mengenalkan produk kepada calon pembeli dan membuat pembeli membeli produk. 

2. Jenis-Jenis Promosi Kerajinan untuk Pasar Lokal

Promosi yang tepat akan diikuti oleh 4 bentuk respon dari calon pembeli. 

  • Perhatian (attention) dari calon pembeli disebabkan oleh promosi yang menarik didengar dan dilihat, serta unggul daripada promosi produk pesaing. 
  • Ketertarikan (interest) dari calon pembeli. 
  • Keinginan (desire) calon pembeli untuk memiliki produk. 
  • Tindakan (action) membeli. Empat bentuk respon ini dikenal dengan AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action). 

Media promosi dapat dikelompokkan menjadi promosi Above The Line dan Bellow The Line. 

  • Promosi Above The Line adalah promosi melalui iklan, seperti iklan di media cetak, iklan radio, poster. 
  • Promosi Bellow the Line adalah promosi melalui kegiatan promosinya, contohnya mengadakan peragaan busana untuk mempromosikan produk-produk fashion atau menyelenggarakan lomba kreativitas untuk mempromosikan produk alat gambar. 

Pada saat ini, dengan berkembangkan teknologi informasi, promosi juga dapat memanfaatkan promosi online melalui website atau memanfaatkan sosial media.

Produk kerajinan merupakan produk yang mengutamakan unsur estetis, maka media promosi yang dipilih sebaiknya yang dapat menampilkan visualisasi dari produk tersebut.  

Media promosi dipilih berdasarkan pasar sasaran dari produk tersebut. 

Bila pasar sasarannya adalah anak muda, maka media promosi yang dipilih harus media yang sesuai, misalnya promosi berupa poster yang ditempel di mading sekolah atau di majalah remaja. 

Promosi juga dipengaruhi dengan cara penjualan yang dipilih. 

  • Apabila penjualan produk melalui sistem konsinyasi dengan menitipkan produk di koperasi sekolah, maka media promosi yang dapat dipilih adalah dengan meletakkan informasi tentang produk tersebut di koperasi, agar pengunjung koperasi dapat mengetahui bahwa barang tersebut dijual di tempat tersebut. 
  • Apabila produk dititipkan di salah satu toko yang berada di pasar, maka di pintu pasar sebaiknya dipasang media promosi yang memberikan informasi tentang keberadaan produk tersebut di salah satu toko. 

Promosi di lokasi berjualan juga harus diperkuat oleh informasi yang disampaikan melalui media-media lain. 

Media yang paling umum digunakan untuk promosi suatu usaha di antaranya kop surat, amplop, dan cap yang menggambarkan nama dan logo perusahaan, memajang contoh produk di jendela toko, memasang iklan di koran, majalah dan radio, mengirimkan surat atau email yang berisi informasi produk, membuat iklan di luar bangunan, 

Misalnya pada kendaraan umum, dan membuat iklan atau gambar yang menarik pada area penjualan agar calon pembeli membeli produk. 

Contoh media promosi X- banner (kiri) dan point of purchase/POP (kanan) dengan ukuran tinggi lebih daripada satu meter:

Contoh media promosi X- banner (kiri) dan point of purchase/POP (kanan) dengan ukuran tinggi lebih daripada satu mete

Contoh media promosi rak mini untuk di atas meja kasir (kiri) dan fl yer (kanan)

Contoh media promosi rak mini untuk di atas meja kasir (kiri) dan fl yer (kanan)

E. Penjualan Sistem Konsinyasi Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal

Penjualan dengan sistem konsinyasi adalah penjualan dengan cara menitipkan produk kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga jual dan persyaratan sesuai dengan perjanjian antara pemilik produk dan penjual. 

Perjanjian konsinyasi berisi hak dan kewajiban kedua belah pihak. 

Informasi yang harus ada dalam perjanjian konsinyasi adalah nama pihak pemilik barang (konsinyor), nama pihak yang dititipi barang (konsinyi), nama dan keterangan teknis barang yang dititipkan, ketentuan penjualan, ketentuan komisi (keuntungan yang akan diperoleh toko). 

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi:


Surat Perjanjian Konsinyasi

Yang bertanda tangan di bawah ini: 

Nama    : 

Alamat  : 

No. Telp : 

Selanjutnya disebut Pihak Pertama 


Nama    : 

Alamat  : 

No. Telp : 

Selanjutnya disebut Pihak Kedua

Untuk selanjutnya antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua memiliki perjanjian kerja sama sebagaimana ketentuan sebagai berikut. 

  • Pihak Pertama menitipkan barangnya kepada Pihak Kedua dengan sistem konsinyasi. Pihak Kedua mendapat ( __ ) % dari uang hasil penjualan barang titipan pihak pertama. 
  • Jumlah maksimal penitipan barang yang dilakukan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua adalah ( ____) buah untuk setiap desainnya. 
  • Pihak Pertama akan membantu promosi Pihak Kedua, begitu juga sebaliknya. 
  • Pihak Kedua melaporkan hasil penjualan kepada Pihak Pertama setiap bulannya, di awal bulan berikutnya disertai dengan penyerahan laba sebesar ( __ ) % dari uang hasil penjualan barang titipan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

Demikianlah surat perjanjian kerja sama ini dibuat untuk menjadi ikatan di antara kami. Segala hal yang belum termuat dalam surat perjanjian ini, dibicarakan bersama antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua untuk mencapai kesepakatan di kemudian hari dan menjadi tambahan pada perjanjian ini. 

Perjanjian ini kami buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Jika terjadi perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian ini, maka kami sepakat untuk menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan dan musyawarah. Namun, jika tidak terselesaikan juga, kami sepakat menyelesaikannya berdasarkan hukum yang berlaku.

Perjanjian ini disepakati pada Hari _______Tanggal __ Bulan _____ Tahun _____ oleh:


    Pihak Pertama                                                                            Pihak Kedua           


    (nama lengkap)                                                                      (nama lengkap)


 Konsep Pemasaran AIDA

Konsep Pemasaran AIDA


Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal
Sumber: Buku Prakarya Kelas 12


0 Response to "Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal Prakarya Kelas 12"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel