Rangkuman Materi Debat Bahasa Indonesia Kelas 10 - erapandu

Rangkuman Materi Debat Bahasa Indonesia Kelas 10

 Rangkuman Materi Debat Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 10

Materi Bab 6 Berpendapat Melalui Debat Bahasa Indonesia - Pengertian debat, ciri-ciri debat, unsur-unsur debat, struktur debat, jenis debat, tujuan, fungsi, kaidah kebahasaan, langkah-langkah, etika, tata cara, teknik, contoh teks debat, menemukan esensi debat, mengonstruksi bagian-bagian dalam berdebat, menganalisis isi dan berlatih praktik debat.




Cari di sini :
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Kumpulan Soal SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Download Buku Pelajaran  Buka/Unduh
Download Modul Ajar  Buka/Unduh

DEFINISI DEBAT

Memahami materi debat meliputi pengertian debat, ciri-ciri debat, unsur-unsur debat, struktur debat, jenis debat, tujuan debat, fungsi debat, kaidah kebahasaan debat, langkah-langkah debat, etika debat, tata cara debat, teknik debat, dan contoh teks debat.


Rangkuman Materi Debat

A. Pengertian Debat

Debat adalah proses saling bertukar pendapat untuk membahas suatu isu dengan argumen masing-masing pihak yang didasarkan dengan informasi, data, alasan dan bukti yang jelas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

Berdebat berarti bertukar pikiran tentang suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat.

Teks debat adalah teks yang berisi susunan pernyataan dan argumentasi dari pihak-pihak yang berdebat beserta informasi, data, alasan dan bukti yang jelas tentang permasalahan tertentu dengan tujuan mendiskusikan, memutuskan dan mengkaji perbedaan.

Secara umum, debat dapat diartikan sebagai strategi dalam adu pendapat atau argumen untuk membuktikan pendapat kita dapat mematahkan pendapat lawan dan pendapat kita tidak dipatahkan oleh lawan.

Debat juga bisa menjadi aktivitas mengajukan usul dan mempertahankan usulan tersebut.

Debat menjadi pertukaran dan pembahasan usulan atau pendapat dengan berpikir kritis, berwawasan luas, persuasif, dan saling memberikan alasan atau argumentasi dengan tujuan mempertahankan pendapat dari satu pihak.


Tujuan Debat

  • Menyampaikan dan mempertahankan argumen berdasarkan dengan informasi, data, alasan dan bukti yang jelas.
  • Mendiskusikan suatu masalah yang memiliki perbedaan pendapat dalam menyelesaikan masalah tersebut.
  • Membangun sebuah kasus yang disertai dengan argumen sebagai pendukung yang mengacu pertanyaan dasar meliputi 4W + 1H.
  • Memahami kasus yang tengah terjadi di dalam masyarakat
  • Menyangkal pendapat orang lain agar sepakat dan setuju dengan argumen yang diusulkan.
  • Meyakinkan orang lain terhadap argumen yang dimiliki merupakan argumen yang paling tepat untuk disepakati dan disetujui.
  • Sebagai cara untuk menampilkan, meningkatkan, dan mengembangkan komunikasi verbal.
  • Melatih menemukan argumentasi berdasarkan data yang kuat dan akurat.

Fungsi dan Manfaat Debat

Debat memiliki fungsi yang bermanfaat untuk diri kita sendiri dalam mengembangkan berbicara dan komunikasi, diantaranya sebagai berikut:

  • Melatih keterampilan berbicara.
  • Melatih mental dan keberanian menyampaikan argumentasi secara logis dengan bahasa dan gestur sikap yang santun.
  • Menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengungkapkan pendapat atau argumen kepada orang lain maupun khalayak ramai.
  • Meningkatkan keterampilan solutif, pemahaman konsep dan sikap kritis.
  • Menambah wawasan dan memperluas sudut pandang
  • Membangun daya analitis dan sistematis dengan berpikir kritis, logis, dan tangkas berbicara yang berdasar.
  • Melatih keahlian menyimak atau memahami lawan debat.
  • Menumbuhkan keterampilan menilai dan mengklarifikasi pendapat orang lain.
  • Membantu kita menjadi orang yang lebih peka dan responsif. 
  • Memperluas.
  • Belajar mengungkapkan hasil pemikiran pada orang lain.
  • Memahami dan mencari tahu sisi positif dan negatif terhadap isu tertentu.
  • Memperoleh solusi alternatif yang bervariasi dari sebuah permasalahan. 

Jenis Debat

  1. Debat Parlementer atau Majelis: Depat yang dilakukan dalam lingkup lebih formal berupa tatanan eksekutif, yudikatif, atau legislatif suatu negara yang membahas seperti undang-undang yang akan dibentuk, dievaluasi, hingga disahkan.
  2. Debat Pemeriksaan Ulang (Cross Examination Debating): Debat yang dilakukan untuk memeriksa ulang dari pemeriksaan yang pernah dilakukan, untuk menemukan kebenaran. Debat ini umumnya disertai dengan banyak pertanyaan yang saling berhubungan satu dengan yang lain untuk memperkuat si penanya. Jenis debat ini biasa ditemui dalam persidangan, antara jaksa dan pengacara.
  3. Debat Formal, Konvensional, atau Debat Pendidikan (Formal Conventional, Or Educational Debating): Debat yang dilakukan dua kubu yang saling beradu argumen membahas suatu hal dan bersifat kopetitif yang mengarah pada hal baik untuk kedua belah pihak. Tujuan debat ini untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan, dan membentuk mentalitas dalam menyampaikan pendapat namun memiliki proses yang tetap memenuhi unsur-unsur debat.

Rangkuman Materi Debat

B. Ciri-ciri Debat

Secara umum, ciri-ciri debat terdiri dari dua kubu beda pendapat yang akan saling berdebat mengenai isu, seorang moderator dan juri.

Pada aktifitas debat jga memiliki istilah khusus yang hanya digunakan dalam aktivitas debat. istilah tersebut seperti topik debat atau motion, tim afirmatif, kata interupsi, dan lain sebagainya.

Ciri-ciri yang terdapat pada debat

  • Terdapat dua kubu yang berdebat, yaitu tim afirmasi (pro isu) dan tim oposisi (kontra isu).
  • Terdapat dua sudut pandang yang saling menonjolkan argumen, menukar dan mempertahankan pendapat, yaitu pro dan kontra.
  • Adanya pihak penengah atau moderator.
  • Terdapat topik atau isu yang diperdebatkan
  • Terdapat argumentasi.
  • Terjadi sesi tanya jawab yang bersifat menjatuhkan atau mematahkan argumen lawan.
  • Terjadi adu pendapat dan argumen jika ingin mendapatkan kemenangan.
  • Cara menentukan pemenang bisa dilakukan berdasarkan keputusan juri atau dengan voting dari tim juri.
  • Semua peserta mentaati prosedur dan aturan debat, yang bertujuan untuk melindungi sekaligus mempertahankan argumen kedua belah pihak.

Rangkuman Materi Debat

C. Unsur-unsur Debat

Secara umum unsur-unsur debat terdiri atas tiga hal, diantaranya yaitu mosi, tim debat (tim pendebat pro dan kontra), dan partisipan (moderator, juri, dan notulen).

Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam debat:

  1. Mosi: Penentuan topik, tema, isu, atau permasalahan yang diangkat dalam debat. Mosi biasa berupa satu kalimat utuh, minimal berisi subyek, predikat, dan obyek.
  2. Tim Afirmatif: Tim atau kelompok atau kubu debat yang pro atau setuju dengan gagasan dari mosi atau topik yang diangkat dalam debat.
  3. Tim Oposisi: Tim atau kelompok atau kubu kontra yang tidak setuju atau menentang dari gagasan mosi dan tim afirmasi yang diangkat dalam debat.
  4. Pihak Netral (Penonton atau Juri yang dipanggil): Pihak yang tidak memilih dan memihak pro atau kontra dari mosi maupun kedua tim debat. Tugasnya yakni memperhatikan dan menyimak perdebatan dua kubu, dan juga menjadi penentu pihak mana yang memenangkan debat.
  5. Moderator: Seseorang yang menjadi pemimpin atau pemandu, mengarahkan dan mengatur jalannya kegiatan debat agar sesuai dengan prosedur debat dan tidak keluar dari pembahasan.
  6. Notulen (Penulis): Seseorang yang bertugas menulis atau mencatat semua hal yang berkaitan dengan berlangsungnya debat dari awal sampai akhir hingga memberikan kesimpulan dari hasil debat tersebut.



Rangkuman Materi Debat

D. Struktur Debat

Debat memiliki struktur yang membangun narasi suatu debat, diantaranya yaitu pengenalan isu, argumentasi, debat, dan penegasan ulang atau simpulan.

Berikut struktur yang terdapat pada debat:

  1. Pengenalan Isu (Pengantar): Bagian pembuka yang disampaikan moderator yang berisi penenalan kedua peserta debat dan pengenalan atau menjelaskan mosi atau topik yang akan diperdebatkan.
  2. Rangkaian Argumen (Berdebat): Bagian inti dimana kedua tim yakni pro dan kontra menyampaikan semua argumen yang sudah disiapkan dengan relevan, sistematis, jelas, logis dan disertai dengan bukti dan fakta yang kemudian terjadi sanggahan dan perdebatan antara kedua tim.
  3. Penegasan Ulang (Simpulan): Bagian akhir dari debat yang berisi penyampaian akhir atau penegasan akhir dari kedua kubu pro maupun kontra dan penyelenggara memberikan simpulan dari semua argumen yang disampaikan.

Download Rangkuman Materi Pelajaran Tingkat SMP dan SMA 

Buka/Unduh


Rangkuman Materi Debat

E. Kaidah Kebahasaan Debat

Ragam bahasa yang digunakan dalam debat adalah ragam ilmiah yang harus memenuhi kaidah bahasa dalam debat.

Kaidah bahasa pada debat diantaranya sebagai berikut:

  • Sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah tata ejaan
  • maupun tata bahasa (pembentukkan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).
  • Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat (logis), harus tepat, dan hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju sasaran, runtun dan sistematis dan tersaji sebagai kalimat efektif.
  • Menggunakan kata denotatif (Kata yang memiliki makna sebenarnya).
  • Menggunakan kalimat komplet, kalimat definisi, konjungsi, kata rujukan, kata hubung, dan kata ganti orang.

Etika Debat

  • Bertanya serius.
  • Berdebat secara sportif tanpa menghina, menyerang atau menyinggung seperti kekurangan fisik.
  • Berargumen sesuai fakta dan diperkuat dengan alasan dan bukti-bukti yang jelas.
  • Patuhi aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam debat.




Rangkuman Materi Debat

F. Langkah-langkah Debat

Secara khusus, tentu saja setiap penyelenggara memiliki caranya masing-masing dan tergantung jenis debat yang dilakukan.

Pada dasarnya langkah-langkah dalam pelaksanaan debat sesuai dengan struktur debat meliputi pengenalan isu, argumentasi, debat, dan penegasan ulang atau simpulan. 

Berikut langkah-langkah dalam pelaksanaan debat dalam pembelajaran:

  1. Mengembangkan pernyataan mosi atau topik yang diangkat.
  2. Membuat kelompok yang terdiri dari kelompok pro, kelompok kontra, dan kelompok netral atau juri.
  3. Setiap kelompok pro dan kontra harus memiliki beberapa peran, seperti ketua kelompok atau juru bicara.
  4. Duduk saling berhadapan dengan juru bicara kelompok lawan.
  5. Masing-masing kelompok pro dan kontra mengungkapkan argumen masing-masing sesuai mosi atau topik, sebelum perdebatan dimulai.
  6. Saat debat berlangsung, peserta lain dapat mencatat isi argumen, pertanyaan atau calon sanggahan.
  7. Sampai pada akhir debat, tidak diwajibkan untuk menentukan siapa pemenangnya, cukup pihak notulen menyampaikan hasil beserta kesimpulan dari debat.

Tata Cara Debat

  • Mengemukakan pernyataan atau argumen secara profesional.
  • Berkomunikasi dengan baik sesuai data dan fakta tanpa ada rasa ragu atau sulit dimengerti.
  • Memperhatikan dengan baik argumen atau sanggahan lawan agar bisa mengetahui kelemahan dan mengalahkan lawan.
  • Selalu mengedepankan logika dan menjaga tidak terbawa emosi agar bisa berfikir jernih dalam berdebat.
  • Selalu menggunakan dasar dalam berargumen seperti alasan, data, bukti, dan fakta yang akurat dan relefan.


Teknik dan Taktik Memenangkan Debat

1. Taktik Memenangkan Debat

  • Taktik penegasan: Taktik berusaha untuk mempersuasi, taktik kesepakatan, taktik pengulangan, dan taktik kompromi yang bertujuan untuk menegaskan argumen yang telah dilontarkan.
  • Taktik bertahan: Taktik yang berisi cara untuk menghindar, mengelak, mengalahkan, mengangkat dari argumen lawan.

2. Teknik Memenangkan Debat

  • Bertanya balik.
  • Mengagetkan lawan atau memotong pembicaraan lawan.
  • Memprovokasi lawan agar konsentrasi buyar.
  • Melakukan kontradiksi maupun memungkir argumen lawan.
  • Antisipasi serangan balik lawan.
  • Melebih-lebihkan data namun masih sesuai dengan data dan fakta.


Rangkuman Materi Debat

G. Contoh Teks Debat

Contoh Debat 1

Mosi: Penyerapan Kosakata Bahasa Asing Bukti Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Interaksi dengan Bahasa Lain

Moderator:

Selamat siang,

Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi dari SMA Pembangunan Jaya, Tim Oposisi dari SMK Nusantara, serta Tim Netral dari MA Al-Ikhlas.

Kedua tim akan berdebat tentang “Penyerapan Kosakata Bahasa Asing Bukti Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Interaksi dengan Bahasa Lain.”

Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan tata tertib debat sebagai berikut.

.......

Selanjutnya, saya berikan kesempatan kepada juru bicara setiap tim untuk memperkenalkan diri.

  • Tim Afirmasi : (memperkenalkan diri)
  • Tim Oposisi : (memperkenalkan diri)
  • Tim Netral : (memperkenalkan diri)

Moderator: 

Dewasa ini bahasa Indonesia terus berkembang dan mulai diakui sebagai bahasa internasional. Namun, dalam perkembangannya terbukti bahwa bahasa Indonesia banyak menyerap kosakata asing. Untuk berkembang, bahasa Indonesia sangat tergantung pada bahasa asing. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa kosakata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.

Anggapan inilah yang akan kita bahas dalam debat kali ini. Untuk putaran pertama saya persilakan secara bergantian Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral untuk menyampaikan pendapatnya.

Tim Afirmasi:

Saya setuju bahwa kosakata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengandalkan kosakata asing yang kemudian dibakukan menjadi bahasa Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa bahasa Indonesia tergantung pada bahasa asing, juga menjadi bukti bahwa bahasa Indonesia sulit untuk dipakai berkomunikasi tanpa bantuan kosakata asing.

Dengan masuknya kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dengan baik sehingga proses transfer ilmu pengetahuan berjalan dengan cepat. Bukti bahwa bahasa Indonesia tidak berdaya untuk berinteraksi antarbahasa dapat kita lihat pada penggunaan kata vitamin, yang diserap dari kosakata bahasa asing yang jika dijelaskan dengan bahasa Indonesia belum tentu para pelaku bahasa mengerti. Namun dengan adanya kosakata serapan dari bahasa asing, hal tersebut mempermudah kita dalam pelafalan, pemahaman, sekaligus menjadikan interaksi antarbahasa menjadi lebih mudah. Tanpa bantuan bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia belum mampu menunjukkan eksistensinya dalam interaksi antarbahasa.

Banyak kosakata serapan dari bahasa asing sehingga peran bahasa Indonesia masih diragukan. Banyak orang yang lebih familiar dengan kosakata serapan dari bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, saya tetap setuju bahwa kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia membuktikan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa.

Tim Oposisi: 

Saya tidak setuju jika kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia terjadi karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Kosakata bahasa asing masuk ke dalam bahasa Indonesia hanya digunakan sebagai persamaan kata yang bagi sebagian orang lebih mudah difahami. Namun, pada intinya dalam bahasa Indonesia itu sendiri, telah ada kosakata yang berkaitan dengan kosakata asing tersebut. Misalnya, kata snack yang lebih sering kita dengar di kalangan masyarakat. Dalam bahasa Indonesia, snack berarti makanan ringan. Dengan demikian, masuknya kosa kata asing hanya sebagai variasi kata bagi sebagian kalangan. 

Bahasa Indonesia mampu untuk berinteraksi antarbahasa karena memiliki banyak variasi kosakata. Kosakata bahasa asing hanya digunakan dan dimengerti bagi kalangan tertentu saja. Namun, bahasa Indonesia dimengerti dan digunakan di hampir semua kalangan. Itu artinya, meskipun banyak kosa kata bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, eksistensi dari bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan kosakata bahasa asing yang telah dibakukan maupun yang belum dibakukan kedalam bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia mampu berinteraksi dengan bahasa lain tanpa bantuan dari kosakata bahasa asing dan masuknya kosakata bahasa asing bukan disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa. Namun, hal ini terjadi karena masyarakat yang ingin selalu merasa berpendidikan tinggi dan merasa terhormat jika menggunakan kosakata bahasa asing. Dengan demikain, saya tetap tidak setuju jika kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa asing menunjukkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.

Tim Netral (Tidak Wajib Ikut Berargumen):

Saya sebagai pihak netral berpendapat bahwa kemampuan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa dapat diwujudkan jika porsi penggunaan bahasa Indonesia seimbang dengan kosakata bahasa asing. Apabila seseorang menggunakan bahasa asing yang telah dibakukan seperti pada kata atom, vitamin, unit. Tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu sudah menjadi padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila pengguna bahasa Indonesia menggunakan bahasa asing yang belum dibakukan, ini menjadi suatu ancaman terhadap bahasa kita tercinta ini. Penggunaan kosakata asing dalam bahasa Indonesia tidak selalu diidentikkan dengan dampak negatif karena terselip hal positif, yakni dapat mempermudah kegiatan berkomunikasi, khususnya dalam tuturan yang di dalamnya terdapat bahasa asing yang terasa lebih akrab di telinga dibandingkan dengan padanan bahasa Indonesianya. 

Namun, diharapkan adanya sosialisasi terhadap padanan bahasa Indonesia secara intensif agar identitas kosakata pada bahasa Indonesia tidak terkikis oleh kosakata dari bahasa asing. Kelak, diharapkan tidak lagi terdapat wacana bahwa kosakata bahasa asing lebih akrab di telinga para pengguna bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia sendiri. 

Moderator:

Melanjutkan acara ke sesi debat atau saling adu argumen.

......

Selanjutnya sesi penegasan ulang. ....



Contoh Debat 2

Mosi : Apakah Ponsel Berbahaya?

Pembicara 1

Tim Afirmasi:

Saya percaya bahwa penggunaan ponsel sangat berbahaya karena ponsel dapat menyebabkan beberapa masalah dan ancaman bagi kehidupan manusia. Ancaman tersebut adalah ponsel berbahaya bagi keselamatan pengguna dan kehidupan sosial dan keluarga.

Tim Oposisi: 

Saya tidak setuju bahwa penggunaan ponsel sangat berbahaya. Namun, sebaliknya ponsel sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Menurut saya pengguna ponsel yang tidak bertanggung jawablah yang menyebabkan ponsel dapat membahayakan kehidupan mereka sendiri dan orang lain.

Tim Netral:

Menurut saya, ponsel sangat berguna jika dipergunakan secara benar. Namun, di sisi lain ponsel juga sangat berbahaya misalnya jika dipergunakan secara terus menerus atau dipergunakan untuk hal-hal yang negatif.

Pembicara 2

Tim Afirmasi

Saya pikir ponsellah yang membahayakan penggunanya. Kita bisa melihat saat ini, ponsel tidak hanya digunakan oleh orang dewasa tapi hampir semua umur telah menggunakan ponsel. Bahkan anak-anak yang masih bersekolah di TK sudah menggunakan ponsel. Pengguna di bawah umur inilah yang sangat rentan negatif dari ponsel. Selain itu, melihat kecelakaan banyak terjadi di jalan raya yang disebabkan oleh ponsel. Mereka seakan kecanduan memeriksa ponsel mereka di mana saja, termasuk di jalan raya saat mereka mengemudi. Inilah yang menyebabkan mereka kehilangan konsentrasi dan hasilnya kecelakaan. Itulah sebabnya kita harus melarang pengemudi menggunakan ponsel saat mengemudi. Hal ini akan mengurangi jumlah kematian di jalan raya karena ponsel.

Tim Oposisi

Anda mengatakan bahwa ponsellah yang membahayakan pengguna. Ini tidak adil karena masih banyak orang di luar sana yang dapat menggunakannya secara bertanggung jawab. Pengguna yang tidak bertanggung jawab adalah pembuat masalah itu karena ponsel tidak akan beroperasi sendiri; perlu seseorang untuk mengoperasikannya. Dalam kasus kecelakaan mobil, pengguna ponsel yang tidak bertanggung jawab yang bersalah karena mereka mengoperasikan ponsel di waktu yang salah. Menanggapi ide Anda tentang pelarangan membawa ponsel bagi pengemudi tidaklah tepat. Justru ponsel dapat bermanfaat. Misalnya ketika melihat kecelakaan terjadi, pengemudi lain dapat menghubungi polisi atau ambulans untuk membantunya. Penelitian juga menunjukkan bahwa ponsel bukanlah penyebab kecelakaan di jalan raya. Namun, kegiatan yang mengganggu konsentrasilah yang menyebabkan kecelakaan. Ini berarti tidak hanya menggunakan ponsel, tetapi juga melakukan hal-hal lain seperti menggunakan makeup, menyisir rambut atau berbicara juga berbahaya.

Tim Netral

Saya tetap berpendapat bahwa ponsel bisa sangat berguna atau tidak membahayakan, tetapi juga sangat berbahaya. Tergantung siapa yang menggunakan dan untuk apa digunakan. Pada saat ponsel digunakan untuk berkomunikasi dengan kerabat atau rekan kerja, ponsel sangat bermanfaat mengatasi kendala ruang dan waktu dalam komunikasi. Ponsel juga sangat membantu pelajar untuk mencari bahan atau materi belajar, berdiskusi, bahkan mengirim tugas-tugas kepada gurunya.

Namun, ponsel juga bisa membawa dampak negatif misalnya untuk merancang kegiatan kriminal, mencuri data orang, atau mengakses situssitus yang berkonten negatif.

Tim Afirmasi 

Tidak hanya membahayakan saat mengemudi, bukti lain dari ponsel berbahaya adalah ponsel mengganggu kehidupan sosial dan kehidupan keluarga mereka. Saat ini ponsel adalah orang yang paling terdekat dengan pengguna. Mereka lebih memilih untuk berinteraksi dengan ponsel daripada berinteraksi dengan orang-orang di sekitar mereka. Hal ini menyebabkan mereka menjadi acuh tak acuh atau anti-sosial. Halhal baik seperti menyapa, senyum, dan bertanya dengan orang yang baru mereka temui telah hilang di dalam kehidupan sosial mereka. Mereka pindah ke penggunaan media sosial yang bisa diakses melalui ponsel untuk berinteraksi sehingga membuat mereka menjauh dari orang-orang di sekitar mereka. Dalam kehidupan keluarga, mereka menjadi terlalu individualistis. Tidak ada hal seperti diskusi keluarga, waktu berkualitas dengan keluarga seperti makan bersama, bercanda dengan keluarga dan hal-hal lain yang dapat memperkuat hubungan keluarga. Bahkan saat ini di rumah seluruh keluarga sibuk dengan ponselnya masing-masing.

Tim Oposisi

Hilangnya norma-norma yang baik dalam keluarga tidak disebabkan oleh ponsel. Kami tidak setuju dengan apa yang Anda katakan. Kehidupan sosial yang baik dan harmonis dalam keluarga tergantung pada kualitas pribadi dan keluarga itu sendiri. Orang-orang tidak akan menjadi acuh jika mereka lebih peduli terhadap lingkungan mereka. Sebenarnya ponsel dapat membantu hubungan sosial mereka dengan cara menjadi alat berinteraksi di mana saja dan kapan saja. Dalam hubungan keluarga, keharmonisan dapat dicapai dengan memberikan perhatian lebih kepada anggota lain dalam keluarga. Dalam hal ini, orangtua yang harus mengawasi anak-anak mereka. Jika mereka peduli dan memprioritaskan diskusi keluarga, anakanak mereka tidak akan ragu-ragu untuk berbagi masalah mereka. Dalam hal ini, ponsel dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga dengan menjadi alat atau penghubung antara satu sama dengan lain dalam keluarga. Misalnya, dengan menggunakan ponsel orangtua bisa mengetahui kondisi anggota keluarganya di mana pun dan kapan pun.

Tim Netral

Jadi segala perilaku negatif masyarakat, terutama anak muda saat ini tidaklah bisa serta merta merupakan dampak negatif ponsel. Ada banyak faktor lain yang memengaruhi perilaku masyarakat seperti tekanan kebutuhan ekonomi dan perilaku public figure yang tidak dapat diteladani. 

Di sisi lain, kita tak bisa menutup mata bahwa ponsel dapat menjadi sarana yang sangat baik untuk mengakses segala perkembangan di bidang teknologi, informasi, kesehatan, politik, dan sebagainya secara cepat dan akurat

sumber: http://daerah.sindonews.com/read/1059400/174/banjir-kembali-melanda-aceh-singkil-1446794440m


PELAJARAN DEBAT

Rangkuman materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 tentang Berpendapat Melalui Debat meliputi menemukan esensi debat, mengonstruksi bagian-bagian dalam berdebat, menganalisis isi debat, dan berlatih praktik debat.


Rangkuman Materi Debat

A. Menemukan Esensi Debat

1. Kegiatan Merumuskan Esensi Debat

Membuka aplikasi pencarian google, kemudian buka link video ini: https://www.youtube.com/watch?v=1orfrM5z2ek

Bisa juga langsung masuk ke youtube dan cari video yang berjudul "Finalis SMKN 1 Blitar lks debat Bahasa Indonesia Jatim 2014", atau sedang melakukan debat formal lainnya.

Agar dapat memirsa video atau teks debat dengan baik, lakukanlah hal-hal berikut:

  • Berkonsentrasilah pada video atau teks agar dapat mencatat pokok-pokok yang menjadi permasalahan.
  • Tuliskanlah bagian-bagian penting yang menjadi inti dari debat tersebut.
  • Sebelum melihat video atau membaca teks debat, kamu dapat menyampaikan pertanyaan umum. Misalnya: "Mengapa teks tersebut tergolong debat?", "Hal apa yang tengah diperdebatkan?", "Siapa nama tokoh yang sedang berdebat?", dan lain sebagainya.

Kalau sudah siap, simaklah video atau baca teks debat yang ada pada buku Bahasa Indonesia Kelas 10 Kurikulum 2013 Revisi 2016 halaman 176-177.

Setelah menyimak video atau mendengarkan pembacaan teks debat, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.

Materi debat: Merumuskan Esensi Debat


2. Mengidentifikasi Unsur-unsur Debat

Debat dapat terwujud apabila unsur-unsurnya terpenuhi.

Unsur-unsur debat diantaranya yaitu: 

  • mosi
  • tim afirmasi
  • tim oposisi
  • tim netral
  • penonton/juri yang dipanggil
  • moderator
  • penulis
Debat pada dasarnya hampir sama dengan diskusi membutuhkan moderator dan sekretaris.

Kegiatan Mengidentifikasi Unsur-unsur Debat

  • Sebutkan unsur-unsur dalam teks debat!
  • Sebutkan unsur-unsur manusia (siapa saja) yang terdapat dalam debat!
  • Jelaskan peran masing-masing unsur manusia dalam debat! 
  • Pada teks debat di atas ada tim Netral. Dalam kegiatan debat, seringkali tidak ada Tim Netral. Bagaimana pendapatmu? 

3. Merumuskan Tata Cara Debat

Merumuskan tata cara debat bisa dengan mencari teks maupun video debat, bisa juga menggunakan tata tertib dalam debat.

Berikut ini salah satu contoh tata tertib debat yang bisa digunakan untuk merumuskan tata cara debat:

  1. Perkenalan: Setiap tim memperkenalkan diri selama 1 menit (total durasi 3 menit).
  2. Penyampaian Pernyataan Topik: Setiap tim menyampaikan argumentasinya terhadap pernyataan topik selama 5 menit, dimulai oleh Tim Pendukung, dilanjutkan oleh Tim Penyanggah, dan Tim Netral (total durasi 15 menit).
  3. Debat 9 menit pertama: Setiap tim mengomentari argumentasi tim lain selama 3 menit, misalnya Tim Pendukung mengomentari argumentasi Tim Penyanggah dan Tim Netral selama 3 menit, demikian seterusnya. 5 menit berikutnya Diberikan hak bicara selama 1 menit kepada tim yang memencet bel paling dulu. Akan diberikan 5 kali kesempatan memencet bel. Tim yang cepat akan mendapat kesempatan bicara lebih banyak. Hak bicara dapat digunakan untuk memberikan komentar, sanggahan, atau pertanyaan, bukan celaan (total durasi 14 menit).
  4. Simpulan: Setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik sesuai dengan posisinya selama 1 menit (total durasi 3 menit).



Rangkuman Materi Debat

B. Mengonstruksi Bagian-bagian dalam Berdebat

1. Merumuskan Mosi Berdasarkan Isu atau Permasalahan yang sedang Berkembang

Mosi dalam debat sama dengan topik dalam sebuah teks. Mosi menjadi dasar bagi pihak-pihak yang terlibat debat untuk menentukan sikap apakah mendukung atau menolak mosi.

Berdasarkan mosi, semua pihak dapat menyiapkan argumen untuk mendukung pendapatnya tentang mosi.

Mosi dapat disampaikan pada saat moderator membuka debat, atau bisa juga anggota tim yang berdebat secara tersirat menyatakan opsi yang didebatkan.

Ciri-ciri mosi yang sering menjadi bahan debat seperti:

  • pernyataan yang dapat ditolak atau diterima
  • bersifat kontroversial

2. Menyusun Pendapat Disertai Argumen Baik untuk Mendukung Maupun Menolak Mosi

Sebelum mempertahankan pendapat tentang suatu isu atau permasalahan, hal pertama yang harus dimiliki seseorang adalah memahami isu atau permasalahan dengan baik.

Untuk itu, pihak-pihak yang akan melakukan debat harus banyak mencari informasi dari berbagai sumber.

Misalnya, dengan membaca berita, menyimak berita dari radio dan televisi, atau menggali informasi dari narasumber yang memahami isu atau permasalahan dengan baik.

Dalam pembelajaran ini, kamu akan belajar untuk menyusun pendapat disertai argumen baik untuk:

  • menerima maupun menolak mosi
  • berusaha untuk menyertakan argumen yang baik dan kuat untuk mempertahankan pendapat

3. Menyimpulkan Hasil Debat

Simpulan dapat juga disebut sebagai hasil dari pembicaraan.

Tahapan terakhir yang harus dilakukan oleh pihak yang berdebat, baik tim afirmasi maupun tim oposisi adalah menyampaikan simpulan.

Simpulan dirumuskan berdasarkan pendapat dan argumen yang telah disampaikan sebelumnya.

Simpulan dalam debat disusun berdasarkan pendapat dan argumen yang telah disampaikan sebelumnya, dan juga penalaran yang digunakan dalam menyusun simpulan debat termasuk dalam penalaran induktif.

Ada tiga cara untuk menarik kesimpulan dengan penalaran induktif:

  • Generalisasi: Cara generalisasi berpangkal pada pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus, fenomena-fenomena khusus kemudian ditarik pernyataan yang bersifat general (umum).
  • Analogi: Proses penarikan simpulan yang didasarkan atas perbandingan dua hal yang berbeda.
  • Sebab Akibat: Dalam debat, penarikan simpulan dilakukan setelah pernyataan pendapat dan argumen disampaikan lebih dulu maka pola yang kedua lebih tepat. Oleh karena itu, akibat menjadi gagasan utama, sedangkan sebab-sebabnya menjadi gagasan penjelas yang disampaikan lebih dulu.


Rangkuman Materi Debat

C. Menganalisis Isi Debat

1. Menganalisis Pendapat Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral dalam Debat

Tujuan debat tidak untuk mencapai kesepakatan atau persamaan pendapat dalam menyikapi mosi, tetapi masing-masing pihak harus mampu mempertahankan pendapatnya dengan argumen yang kuat.

Apabila argumen yang disampaikan satu pihak lebih kuat dan lebih meyakinkan, bukan tidak mungkin pada akhir debat pihak lain akan mengubah pendapatnya tentang mosi.

Analisis yang dilakukan dalam bagian ini ditekankan pada kekuatan dan kelemahan pendapat serta argumen yang disampaikan.

Namun, sebelum itu dilakukan, diharuskan mengidentifikasi pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing pihak.


2. Mengidentifikasi Ragam Bahasa Debat

Debat yang dipelajari dalam pembelajaran ini adalah debat ilmiah, bukan debat kusir seperti yang biasa kita temukan dalam kehidupan seharihari.

Sebagai sebuah kegiatan ilmiah, debat dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa baku sekaligus ilmiah.

Pemilihan ragam bahasa ini dilakukan untuk menghindari salah tafsir, baik dalam penggunaan ragam bahasa tulis maupun lisan, kelengkapan, kecermatan, dan kejelasan pengungkapan ide harus diperhatikan.

Berikut adalah ciri ragam bahasa ilmiah:

  1. Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).
  2. Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat (logis), harus tepat, dan hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju sasaran, runtun dan sistematis.
  3. Kata yang dipilih memiliki makna sebenarnya (denotatif)

Bahasa baku adalah ragam bahasa yang telah ditetapkan sebagai ragam yang dapat diterima dan berfungsi sebagai model untuk suatu masyarakat. Jadi, ada tiga aspek dalam bahasa baku yang saling menyatu yaitu kodifikasi, keberterimaan, dan difungsikan sebagai model. 

Dalam debat sebaiknya penggunaan kata-kata berbahasa daerah atau asing, bahasa prokem dan bahasa gaul harus diminimalkan. Hal ini bertujuan agar terhindar dari ketersinggungan dan mengakibatkan acara debat karena antarpihak tidak saling memahami kata yang digunakan.


Rangkuman Materi Debat

D. Berlatih Praktik Debat

1. Menyusun Mosi

Mosi dapat diambil dari berita yang tengah hangat beredar di masyarakat. Mosi juga bisa dari mengangkat masalah-masalah yang kamu hadapi di sekolah.

Ciri-ciri mosi yang sering menjadi bahan debat seperti:

  • pernyataan yang dapat ditolak atau diterima
  • bersifat kontroversial

2. Menyusun Pendapat untuk Mendukung atau Menolak Mosi

Dalam debat, setiap tim mengambil sikap sebagai pihak yang mendukung mosi (afirmasi) atau pihak yang menolak mosi (oposisi).

Dalam bagian ini, kamu akan mengubah pendapat dan argumen singkat itu menjadi teks debat.


3. Melaksanakan Debat sesuai dengan Peran yang Telah Ditetapkan

Dalam bagian ini, kamu akan melaksanakan debat sesuai dengan peran yang telah ditetapkan serta menanggapi pendapat dari kelompok lawan dan mempertahankan pendapat disertai argumen yang mendukung.

Tata cara sebelum memulai debat:

  1. Tatalah ruang kelas menjadi tempat yang nyaman untuk sebuah kegiatan debat. 
  2. Sepakatilah tata tertib debat kelas yang akan dilakukan. 
  3. Mintalah pendapat dan masukan guru atas tata tertib yang kamu sepakati.

Beberapa hal yang perlu kamu sepakati sebagai tata tertib:

  1. lamanya menyampaikan pendapat dan mendapatkan tanggapan.
  2. lamanya debat akan dilangsungkan.
  3. siapa yang memimpin dan apa saja tugasnya, serta bagaimana pembagian peran dalam debat.

Lakukan debat dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Pembicara I dari kelompok afirmasi menyampaikan argumentasi pembuka (pemahaman topik, permasalahan, analisis) secara umum yang menunjukkan bahwa mereka mendukung mosi. 
  2. Pembicara I dari regu oposisi menyampaikan argumentasi pembuka (pemahaman topik, permasalahan, analisis) secara umum yang menunjukan mereka tidk setuju dengan mosi. 
  3. Pada babak pertama ini tidak diperkenankan melakukan interupsi.
  4. Peserta II dari regu afirmasi menyampaikan dan memperkuat argumentasi yang disampaikan pembicara I.
  5. Peserta II dari regu oposisi menyampaikan dan memperkuat argumentasi yang disampaikan pembicara I. 
  6. Peserta III dari regu afirmasi menyampaikan dan memperkuat argumentasi yang disampaikan pembicara I dan II sekaligus menyampaikan simpulan terhadap mosi. 
  7. Peserta III dari regu oposisi menyampaikan dan memperkuat argumentasi yang disampaikan pembicara I dan II sekaligus menyampaikan simpulan terhadap mosi. 
  8. Tim Lawan dapat melakukan interupsi dimulai Pembicara II, dua menit setelah pembicara memaparkan argumentasi. Dengan maksimal dua kali interupsi dan waktu 30 detik pada satu kali interupsi. Interupsi dilarang pada 1 menit terakhir. 
  9. Pemberian interupsi harus atas seizin moderator. 
  10. Waktu yang diberikan kepada setiap regu maksimal lima menit.

Laksanakanlah debat sesuai dengan tata tertib yang telah disepakati. 


CATATAN

Debat adalah proses saling bertukar pendapat untuk membahas suatu isu dengan masing-masing pihak yang berdebat memberi alasan. Apabila perlu, ditambah dengan informasi, bukti, dan data untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Hasil debat biasanya menghasilkan sudut pandang baru yang bisa diterima kedua belah pihak.

Unsur-unsur debat adalah 

  1. mosi, 
  2. tim afirmasi, 
  3. tim oposisi, 
  4. tim netral,penonton/ juri yang dipanggil, 
  5. moderator, dan 
  6. penulis.

Mosi adalah permasalahan yang diperdebatkan. Kamu bisa mengetahuinya dari judul dan pendapat yang disampaikan pihakpihak yang berdebat.

Ragam bahasa yang digunakan dalam debat adalah ragam ilmiah yang harus memenuhi ciri berikut:

  1. Sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa (pembentukkan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf).
  2. Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat (logis), harus tepat, dan hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju sasaran, runtun dan sistematis dan tersaji sebagai kalimat efektif.
  3. Kata yang dipilih memiliki makna sebenarnya (denotatif). 




Materi Bab 6 Berpendapat Melalui Debat Bahasa Indonesia Kelas 10
Sumber: Buku Bahasa Indonesia Kelas 10

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel