Rangkuman Materi Laporan Hasil Observasi Bahasa Indonesia Kelas 7 - erapandu

Rangkuman Materi Laporan Hasil Observasi Bahasa Indonesia Kelas 7

 Rangkuman Materi Laporan Hasil Observasi Bahasa Indonesia Kelas 7

Materi Bab 4 Menyibak Ilmu dalam Laporan Hasil Observasi Bahasa indonesia Kelas 7 - Rangkuman ini membahas Mengidentifikasi Teks Hasil Observasi, Isi Teks Laporan Hasil Observasi, Struktur dan Bahasa Teks Hasil Observasi, dan Menyajikan Laporan Hasil Observasi.


Cari di sini :
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Kumpulan Soal SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Download Buku Pelajaran  Buka/Unduh
Download Modul Ajar  Buka/Unduh

A. Mengidentifikasi Teks Hasil Observasi

1. Pengertian Teks Hasil Observasi

Observasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan fakta-fakta tentang apa yang dilaporkan.

Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi/ penelitian secara sistematis.

Teks laporan hasil observasi menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya lalu dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis sehingga dapat mejelaskan suatu hal secara rinci dan dari sudut pandang keilmuan.

Teks ini berisi hasil observasi dan analisis secara sistematis.

Laporan hasil observasi bisa berupa hasil riset secara mendalam tentang suatu benda, tumbuhan, hewan, konsep/ekosistem tertentu.

Teks laporan hasil observasi biasanya berisi dengan fakta-fakta yang bisa dibuktikan secara ilmiah.

Teks laporan hasil observasi bersifat informatif, komunikatif, dan objektif. Teks laporan hasil observasi harus memberikan informasi yang mudah dipahami dan sesuai dengan fakta sesungguhnya di lapangan tanpa adanya opini dari penulis.

 

2. Ciri-ciri Isi Teks Laporan Hasil Observasi

  • Isi yang dibahas adalah ilmu tentang suatu objek/ konsep.
  • objek yang dibahas bersifat umum sehingga menjelaskan ciri umum semua yang termasuk kategori/ kelompok itu (judul bersifat umum: Pantai, Museum, Demokrasi).
  • Bertujuan menjelaskan dari sudut pandang ilmu.
  • Objek atau hal dibahas secara sistematis, dirinci bagian-bagiannya, dan objektif.
  • Memerinci objek atau hal secara sistematis dari sudut ilmu (definisi, klasifikasi, jabaran ciri objek).

3. Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi

  • Memberikan informasi sesuai fakta dan sumber akurat
  • Mengatasi suatu persoalan
  • Melakukan pengawasan atau perbaikan
  • Mengemukakan perkembangan suatu permasalahan
  • Mengambil keputusan yang lebih efektif
  • Dokumentasi

B. Struktur dan Bahasa Teks Hasil Observasi

1. Struktur Teks Hasil Observasi

a. Pernyataan umum/klasifikasi umum/definisi umum

  • Berisi informasi umum (nama latin, asal usul, kelas, informasi tambahan tentang hal yang dilaporkan).
  • Menggunakan istilah dalam bidang ilmu tertentu.
  • Biasanya menggunakan kata "adalah" dan "merupakan".
  • Penggunaan kata yang sebagai pembeda pada kalimat definisi.

b. Deskripsi bagian

  • Berisi perincian bagian- bagian hal yang dilaporkan.
  • Ciri bahasa menggunakan kata khusus dan kalimat-kalimat yang menjelaskan (memerinci).
  • Menggunakan istilah dalam bidang ilmu, kata baku, dan kalimat efektif.
  • Kata sambung yang digunakan: yaitu, dan, selain itu, di samping itu, dari segi, dan semacamnya.
  • Misalkan tentang binatang mencakup ciri fisik, habitat, makanan, perilaku.
  • Tumbuhan berupa perincian ciri fisik bunga, akar, buah atau perincian bagian yang lain.
  • Jika yang dilaporkan berupa objek, deskripsi bagian berisi klasifikasi objek dari berbagai segi dan deskripsi manfaat suatu objek, sifat-sifat khusus objek.

c. Simpulan

  • Berisi ringkasan umum hal yang dilaporkan.
  • Simpulan ini boleh ada dan boleh tidak ada.

2. Contoh pengembangan isi dalam teks laporan hasil observasi

a. Pola pengembangan isi laporan tergantung apa yang diobservasi

Contoh 1 
  • definisi pantai 
  • uraian jenis pantai dari berbagai segi
  • manfaat pantai 
Contoh 2 
  • definisi dan kelas kunang-kunang ciri fisik
  • habitat kunang-kunang
  • makanan kunang-kunang
  • ciri unik kunang-kunang
Contoh 3
  • definisi terumbu karang
  • habitat terumbu karang
  • jenis terumbu karang dari segi bentuk
  • jenis terumbu karang dari segi tempat tumbuh

b. Pola pengembangan Urutan Isi 


Pola pengembangan Urutan Isi


Penggunaan Kalimat Efektif, Keparalelan, Kehematan, dan Kecermatan

1. Penggunaan Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang menggunakan kaidah/struktur bahasa Indonesia dan pilihan kata baku.

Ketidakefektifan kalimat dapat membuat pesan yang disampaikan pembicara atau penulis tidak sampai sehingga akan beda maknanya saat ditangkap oleh pendengar atau pembicara.

Unsur-Unsur kalimat Efektif
  • kesepadanan struktur,
  • keparalelan bentuk,
  • ketegasan makna,
  • kehematan kata,
  • kecermatan penalaran,
  • kepaduan gagasan,
  • dan kelogisan bahasa.

2. Keparalelan

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.

Artinya, jika bentuk pertama menggunakan nomina, maka bentuk kedua dan selanjutnya juga menggunakan nomina. Begitu pun dengan verba.

Contoh: 

Hutan bakau dikelompokkan berdasarkan pembentukan, pasang surutnya air, dan cara memanfaatkan. (kurang paralel)

Hutan bakau dikelompokkan berdasarkan pembentukan, pasang surutnya air, dan cara pemanfaatan (paralel)

3. Kehematan

Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.

Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Beberapa kriteria penghematan:
  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (tidak hemat)
Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu. (hemat)
  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh:
Ia memakai baju warna merah. (tidak hemat) 
Ia memakai baju merah. (hemat)
  • Penghematan kata dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
Sejak dari pagi dia bermenung. (tidak hemat)
Sejak pagi dia bermenung. (hemat)
  • Penghematan dapat dilakukan dengan cara TIDAK menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh:
Para tamu-tamu datang tepat waktu. (tidak hemat)
Para tamu datang tepat waktu. (hemat)

4. Kecermatan

Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsir ganda, dan tepat dalam pilihan kata.

Contoh:
  • Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (salah)
  • Mahasiswa perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah. (benar)
Download Rangkuman Materi Pelajaran Tingkat SMP dan SMA 

Buka/Unduh


C. Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

1. Menentukan Topik yang akan Ditulis

  • Topik laporan hasil observasi bersifat faktual dan ilmiah sehingga perlu menentukan topik-topik yang sekiranya bisa dicari sumber rujukannya.
  • Objek bisa berupa tumbuhan, hewan, fenomena alam sekitar, objek buatan manusia, dan lainlain.
  • Contoh: Terumbu Karang, Ultraviolet, Antioksidan, Museum, Taman nasional

2. Menyusun Kerangka Laporan

Kerangka laporan disusun dengan mempertimbangkan hal apa saja yang akan dilaporkan berkaitan dengan objek atau peristiwa tertentu.

Contoh melaporkan tentang kehidupan satwa tertentu

melaporkan tentang kehidupan satwa tertentu
Kata kunci yang ada di kolom kanan diisi dengan hal-hal pokok yang akan diuraikan lebih rinci pada saat membuat paragraf laporan.

kerangka juga bisa seperti bagan berikut: 

kerangka seperti bagan berikut:

3. Menentukan Informasi yang Diperlukan dan Cara Mencari Informasi

Cara yang bisa digunakan dengan membuat tabel seperti dibawah ini.

sumber dan buat rangkumannya

sumber dan buat rangkumannya

4. Menata Informasi dan Hasil Rangkuman Menjadi Teks Hasil Laporan Observasi

Contoh laporan observasi tentang hewan Musang

Contoh laporan observasi tentang hewan Musang

5. Menata Informasi yang Diperoleh Sesuai Struktur Teks Hasil Observasi

  • Memadukan informasi yang diperoleh sesuai struktur teks laporan hasil observasi.
  • Sebutkan sumbernya (pengarang, judul buku, tahun terbit, kota, nama penerbit, halaman buku).
  • Agar laporan lebih menarik dan baik, tambahkan dengan diagram, gambar, foto, dan lain-lain.

6. Memvariasikan Kalimat dan Pengembangan Paragraf pada Teks Laporan Hasil observasi

Kegiatan ini yakni memeriksa lagi hasil tulisanmu. Variasikan kalimat definisi, klasifikasi yang terdapat pada tulisanmu.


D. Latihan Mengembangkan Membuat Teks Laporan Observasi

1. Mengidentifikasi Ciri Bahasa Teks Laporan Hasil Observasi

  • Latihan Mendaftar Istilah pada Teks Hasil Observasi
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
  • Mendaftar Kalimat Definisi
  • Mendaftar kalimat klasifikasi

2. Menyimpulkan Isi Teks Laporan Hasil Observasi yang Berupa Buku Pengetahuan yang Dibaca dan Didengar

  • Menyimpulkan Isi Teks Hasil Observasi yang Didengar dalam Bentuk Diagram
Pada kegiatan ini siswa menyimpulkan isi teks dalam bentuk diagram! Guru akan memperdengarkan teks hasil observasi, kamu akan mengisi diagram berikut.
  • Menyimpulkan Gagasan Pokok Teks Hasil Observasi

Cara mencari gagasan utama pada teks laporan hasil observasi

  1. Mendaftar kata-kata kunci pada teks.
  2. Memetakan bagian-bagian pada teks hasil observasi.
  3. Memetakan paragraf (memilah kalimat yang utama dan kalimat penjelas).
  4. Menentukan kalimat utama (kalimat yang dijelaskan kalimat lain).
  5. Merumuskan inti kalimat utama.
Misal:
Kalimat utama : Dalam kehidupannya, lebah mempunyai sistem pembagian kerja yang baik. Gagasan utama : sistem pembagian kerja lebah yang baik.

3. Menentukan Struktur Teks Hasil Observasi

Menentukan Struktur Teks Hasil Observasi

4. Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dan Teks Deskripsi

  • Objek yang dibahas
  • Penggunaan istilah
  • Penggunaan kata ganti orang
  • Penggunaan bahasa
  • Pola penyajian isi

5. Menelaah Bahasa pada Teks Laporan Hasil Observasi

  • Mendaftar Istilah pada Teks Hasil Observasi
  • Menelaah untuk Melengkapi Teks Laporan Hasil Observasi
  • Menelaah dan Memperbaiki Kepaduan Paragraf
  • Menyunting kalimat yang mengungkapkan klasifikasi
  • Menyunting kalimat (kalimat boros)
  • Menelaah Prinsip Penggunaan Kata, Kalimat, Tanda Baca dan Ejaan

D. Contoh Teks Laporan Observasi


Contoh 1

Kucing

Kucing merupakan binatang peliharaan yang paling populer. Kucing merupakan hewan dari kelas mamalia. Berdasarkan makannya kucing termasuk binatang karnivora karena pemakan daging. Ciri karnivora terlihat dari struktur gigi kucing yang tajam dan bertaring. Kucing Felis catus merupakan kucing piaraan atau rumahan yang sering kita lihat berkeliaran. Kucing disebut juga kucing domestik atau kucing rumah (nama ilmiah felis silvestris catus atau feliscatus). Kata “kucing” biasanya merujuk kepada “kucing” yang telah dijinakkan.

Kucing dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan asalnya dikenal adanya kucing kampung (Indonesia), kucing anggora, kucing persia, dan kucing hutan. Kucing berdasarkan garis keturunan ada dua kelompok, yaitu kucing galur murni dan keturunan campuran. Tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed), seperti persia, siam, manx, dan sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.

Kucing memiliki mata yang cukup unik. Kucing memiliki mata/ penglihatan yang tajam yang berfungsi untuk mencari mangsa pada malam hari. Kucing dapat melihat dalam cahaya yang amat terang. Kucing memiliki selaput pelangi atau iris membentuk celah pada mata yang akan menyempit jika terkena cahaya yang amat terang. Seperti kebanyakan predator, kedua mata kucing menghadap ke depan, menghasilkan persepsi jarak dan mengurangi besarnya bidang pandang. Mata kucing memiliki persepsi yang lemah.

Ciri fisik kucing yang lain adalah memiliki kumis (misai). Kucing memiliki misai yang berfungsi untuk menentukan arah saat berjalan di ruang yang gelap maupun di tengah kegelapan malam. Misai dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil.Kumis ini juga dapat digunakan oleh kucing untuk menentukan apakah badannya dapat melewati ruangan yang sempit (seperti pipa), karena jarak antara kedua ujung kumis kucing hampir sama dengan lebar tubuhnya. Selain kumis, ciri khusus lain terdapat pada kaki dan telinga kucing. Kucing memiliki bantalan halus di telapak kakinya. Bantalan ini berfungsi untuk memperkecil suara langkah kakinya dalam berjalan sehingga musuh/mangsanya tidak mendengar atau mengetahui kedatangan kucing. Sebagai anggota mamalia, kucing memiliki tiga tulang kuping yang berukuran kecil dan dikenal dengan nama ossicles. Dengan tulang ini kucing dapat mendeteksi suara-suara yang sangat halus. Alat keseimbangan pada telinga berfungsi untuk mengatur keseimbangan pendengarannya sehingga jika kucing jatuh tetap dalam keadaan berdiri.

Seperti halnya hewan yang telah mengalami penjinakan, kucing hidup dalam hubungan mutualistik dengan manusia. Karena keuntungan yang diperoleh dari adanya kucing, manusia membiarkan kucing liar berkeliaran di pemukiman. Kucing banyak dimanfaatkan manusia untuk menangkap tikus-tikus.



Contoh 2

Pantai

Pantai adalah batas antara daratan dengan laut. Batas ini merupakan zona laut sampai dengan kedalaman 200 m (garis isobath 200 m). Jadi, sifat-sifat pantai sama dengan daratan. Menurut bentuknya ada empat macam pantai, yaitu pantai landai, pantai curam, pantai bertebing, dan pantai karang.

Pantai landai memiliki ciri pantai yang permukaannya relatif datar. Termasuk pantai jenis ini adalah pantai mangrove, pantai bukit pasir, pantai delta, dan pantai estuari. Pantai curam biasanya bergunung-gunung. Karena peretakan yang memanjang sejajar pantai dan terkikis ombak yang besar, terjadilah tebing-tebing curam dan laut dalam. Contohnya, pantai di selatan pulau Jawa dan barat Pulau Sumatera. 

Sementara pantai bertebing (flaise) adalah pantai yang curam di muka tebing karena adanya pegunungan melintang tegak lurus terhadap pantai. Di pantai ini sering dijumpai laut yang dangkal. Terjadinya flaise karena penimbunan hasil perusakan tebing pantai itu sendiri yang disebabkan oleh abrasi atau erosi. Pantai karang terjadi jika di dasar laut sepanjang pantai terdapat terumbu karang, misalnya pantai di pulau Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Pantai seperti ini biasanya dijadikan objek wisata laut. Misalnya, Taman Bunaken di Manado. 

Pantai merupakan tempat wisata yang populer dan pantas untuk dinikmati secara bersama keluarga. Pantai juga memiliki ekosistem pantai yang terdapat komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pantai terdiri atas tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah pantai. Sementara komponen abiotik pantai terdiri atas gelombang, arus, angin, pasir, batuan dan sebagainya. Tidak hanya itu, masih banyak yang terdapat di pantai dan dapat kita manfaatkan untuk kehidupan. Pasir yang dicampur dengan air laut diolah menjadi garam. Dan manfaat yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang adalah manfaat pasir buat kesehatan manusia.

Pantai terdiri atas beberapa jenis. Komponen biotik dan abiotik pantai mengandung banyak manfaat. Selain indah, pantai memiliki manfaat bagi kesehatan, dan nutrisi.


Contoh 3
KUNANG-KUNANG

Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di seluruh dunia.

Habitat kunang-kunang di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kunang-kunang. Pada umumnya, kunang-kunang keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya tidak mengeluarkan cahaya.

Seperti ciri-ciri serangga pada umumnya badan kunang-kunang dibagi menjadi tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Serangga bercangkang keras (exoskeleton) untuk menutupi tubuhnya. Panjang badannya sekitar 2cm. Bagian tubuh kunang-kunang hampir seluruhnya berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, berkaki enam, dan bermata majemuk. Jenis kunang-kunang beragam. Pemeliharaan kunag-kunang dapat dilakukan dengan penangkaran. Dari sejarah asalnya, kunang-kunang berasal dari daratan Cina.

Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, cacing, atau serangga. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip seakan mengudang jenis pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi mahluk hidup.

Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kuang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang salah satu jenis serangga unik bukti kebesaran Sang Pencipta. Species kunang-kunang juga kekayaan yang dianugerahkan kepada negara kita sebagai salah satu negara tropis.



Contoh 4

Museum

Museum merupakan salah satu tempat penting dalam upaya pelestarian sejarah. Museum adalah lembaga yang berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian, dan kesenangan atau hiburan.

Fungsi museum yang utama adalah menyimpan, merawat, mengamankan, dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian, museum memiliki fungsi besar yaitu sebagai tempat pelestarian. Secara lebih rinci fungsi museum mencakup kegiatan penyimpanan, perawatan, dan pengamanan.

Museum dibedakan berdasarkan koleksi dan kedudukannya. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki dibedakan menjadi dua jenis yaitu museum umum dan museum khusus. Museum Umum adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu, dan teknologi. Sementara Museum Khusus adalah museum yang koleksinya terdiri atas kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu, atau satu cabang teknologi.

Berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis museum. Museum Nasional adalah museum yang koleksinya terdiri atas kumpulan benda yang berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional. Museum Provinsi adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah provinsi. Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri atas kumpulan benda yang berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya.

Benda-benda yang dikoleksi di museum mencakup benda-benda dari berbagai disiplin ilmu. Dari disiplin ilmu geologi koleksi museum meliputi fosil, batuan, mineral, dan benda bentukan alam lainnya, seperti andesit dan granit. Dari disiplin ilmu biologi yang dijadikan koleksi adalah rangka manusia, tengkorak, hewan, dan tumbuhan baik fosil ataupun bukan. Koleksi dari disiplin ilmu antropologi merupakan hasil budaya atau identitas suatu etnis. Selain itu, benda koleksi juga merupakan peninggalan budaya sejak masa prasejarah sampai masuk pengaruh barat. Koleksi lain adalah benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan menjadi objek penelitian sejak masuknya pengaruh barat hingga sekarang (negara, tokoh, kelompok, dan sejenisnya). Koleksi museum yang lain berupa alat tukar atau mata uang yang sah. Heraldika adalah lambang, tanda jasa dan tanda pangkat resmi (cap atau stempel). Koleksi keramonologi yaitu koleksi barang pecah belah yang terbuat dari tanah liat yang dibakar.

Sumber: Pedoman museum Indonesia Senayan, Jakarta : Direktorat Museum, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2008. 


Materi Bab 4 Menyibak Ilmu dalam Laporan Hasil Observasi Bahasa indonesia Kelas 7
Referensi: Buku Bahasa Indonesia Kelas 7

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel