Rangkuman Materi Puisi Bahasa Indonesia Kelas 10 - erapandu

Rangkuman Materi Puisi Bahasa Indonesia Kelas 10

Rangkuman Materi Puisi: Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 10

Materi Bab 8 Mendalami Puisi Bahasa Indonesia - Pengertian puisi, ciri-ciri puisi, jenis-jenis puisi, struktur puisi, unsur pembentuk puisi, mengidentifikasi komponen penting dalam puisi, mendemonstrasikan puisi, menganalisis unsur pembangun puisi.




Cari di sini :
Materi Pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Kumpulan Soal SMP/MTs dan SMA/SMK  Buka
Download Buku Pelajaran  Buka/Unduh
Download Modul Ajar  Buka/Unduh

MATERI PUISI

Memahami materi puisi meliputi pengertian puisi, ciri-ciri puisi, jenis-jenis puisi, struktur puisi, unsur pembentuk puisi, cara membuat puisi, dan contoh puisi.


Rangkuman Materi Puisi

A. Pengertian Puisi

Puisi adalah karya sastra dari sebuah pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif yang dituang pada kata-kata penuh gaya bahasa yang indah dan memiliki struktur batin dan fisik dari penyair.

Puisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif.

Puisi juga dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya).

Penyair adalah orang yang membuat atau menulis karya sastra, salah satunya puisi.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli Sastra

  • Herman J. Waluyo: puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan kekuatan bahasa dalam struktur fisik serta struktur batin.
  • H.B Jassin: puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.
  • Sumardi: puisi adalah sebuah karya sastra dengan menggunakan bahasa yang telah dipadatkan, dipersingkat serta diberi irama bunyi sehingga dan memiliki kata-kata bermakna kiasan atau imajinatif.
  • James Reeves: puisi adalah ungkapan bahasa yang memiliki kaya serta daya pikat.
  • Samuel Taylor Coleridge: puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah.
  • Carlyle: puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.
  • Auden: puisi adalah pernyataan perasaan yang bercampur-baur.

Rangkuman Materi Puisi

B. Ciri-ciri dan Jenis-jenis Puisi

1. Ciri-ciri Puisi

Puisi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru.

  • Puisi Lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris, bait, rima, ritma, sajak, dan atauran puisi lainnya.
  • Puisi Baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan puisi lama.

Ciri-ciri puisi didasarkan dari jenis puisi itu sendiri. Namun, terdapat ciri-ciri puisi secara umum.

Berikut ini rangkuman ciri-ciri puisi secara umum, ciri-ciri puisi lama, dan ciri-ciri puisi baru.

a. Ciri-ciri puisi secara umum:

  • Puisi banyak menggunakan majas.
  • Puisi biasanya menggunakan diksi kiasan.
  • Puisi memiliki unsur yang indah.
  • Puisi biasanya memiliki rima atau sajak yang teratur.
  • Puisi biasanya memerhatikan rima serta persajakan agar menghasilkan bunyi yang indah.
  • Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra)
  • Puisi bersifat simetris.
  • Penulisan puisi menggunakan bait-bait yang terdiri dari beberapa baris.
  • Bahasa yang digunakan puisi lebih padat daripada karya sastra lainnya.
  • Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada puisi lama.
  • Puisi tidak terlalu memperhatikan tokoh maupun alur.

b. Ciri-ciri Puisi Lama:

  • Terikat oleh aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah kata tiap baris, suku kata dalam tiap baris, persajakan atau persamaan bunyi atau rima, dan memiliki irama.
  • Disampiakan dari mulut ke mulut atau secara lisan.
  • Tidak diketahui siapa pengarang puisi tersebut atau anonim.
  • Puisi lama bersifat puisi rakyat atau menjadi milik semua orang bukan perseorangan.
  • Gaya bahasa yang digunakan cenderung klise atau statis
  • Terpaku pada banyaknya rima, irama, baris, dan intonasi atau bunyi dari puisi itu sendiri.

c. Ciri-ciri Puisi Baru:

  • Tidak lagi terikat oleh aturan-aturan puisi lama.
  • Terdapat atau dapat diketahui nama penyair puisi tersebut.
  • Gaya bahasa yang digunakan memiliki sifat dinamis.
  • Memiliki bentuk rapi dan simetris.
  • Mempunyai unsur humanisme universal
  • Tidak begitu terpaku dengan akhiran pada setiap barisnya.
  • Isi puisi baru biasanya tentang keresahan yang ada di dalam diri penulis itu sendiri.
  • Satu barisnya cenderung menggunakan satuan sintaksis (Gatra).
  • Lebih sering menggunakan kata dalam percakapan sehari-hari.
  • Setiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata.
  • Pembacaan puisi baru lebih mengutamakan pada lafal, intonasi, dan ekspresi.
  • Banyak menggunakan pola pantun dan syair, sekalipun ada juga yang menggunakan pola puisi lama lainnya.

2. Jenis-jenis Puisi

Secara garis besar, puisi dibagi menjadi 3 jenis, yakni puisi lama, puisi baru, dan puisi kontemporer.

a. Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris, bait, rima, ritma, dan sajak.

Puisi lama memiliki beberapa jenis, diantaranya mantra, pantun, syair, gurindam,talibun, seloka, dan  karmina.

  • Mantra: Mantra adalah puisi paling lama dicipatakan dalam kepercayaan animisme, dibaca saat ritual kebudayaan dan banyak menggunakan kata-kata yang menimbulkan efek bunyi magic.
  • Pantun: Pantun adalah puisi lama yang terdiri dari empat baris dan bersajak a b a b, dimana dua baris sampiran dan dua baris isi.
  • Syair: Syair adalah puisi lama yang terdiri dari empat baris bersajak a a a a, yang isinya mengisahkan sebuah cerita yang di dalamnya terkandung amanat dari penyairnya.
  • Gurindam: Gurindam adalah puisi lama yang mengandung amanat dan nasehat yang terdiri atas dua baris, berirama sama, isi baris pertama adalah sebab dan baris kedua berisi akibat.
  • Talibun: Talibun adalah puisi lama seperti pantun yang lebih dari empat baris, memiliki rima abc-abc yang terdiri dari sampiran dan isi.
  • Seloka: Seloka adalah puisi lama berupa pantung berkait dari Melayu klasik yang berisi pepatah.
  • Karmina:  Karmina adalah puisi lama yang sering disebut pantun kilat yang berbentuk seperti prosa dan lebih pendek dari pantun.

b. Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan puisi lama.

    Puisi baru dibedakan menjadi 3 jenis, diantaranya puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.

    • Puisi naratif seperti jenis puisi balada, puisi romansa, puisi epigram.
    • Puisi lirik seperti jenis puisi elegi, puisi serenada, puisi ode.
    • Puisi deskripsi seperti jenis puisi satire, puisi kritik sosial.

    Jenis-jenis Puisi Baru:

    • Balada: Merupakan puisi sederhana yang berkisah tentang tokoh pujaan dalam cerita rakyat dan penyajiannya bentuknya seperti dialog atau bentuk nyanyian.
    • Romansa: merupakan bentuk puisi yang menceritakan sebuah kisah percintaan yang menimbulkan perasaan romantis saat dibaca maupun di dengar.
    • Epigram: merupakan jenis puisi yang berisi ajaran atau nasihatdan tuntunan ajaran hidup.
    • Elegi: merupakan jenis puisi syair atau nyayian yang berisi ungkapan duka cita.
    • Serenada: merupakan jenis puisi percintaan yang dapat dinyayikan.
    • Himne: merupakan jenis puisi nyayian pujian untuk Tuhan atau Dewa dan sesuatu yang dianggap suci atau sakral.
    • Ode: merupakan jenis puisi yang berisi puijian atau sanjungan kepada orang yang berjasa maupun pada sesuatu hal yang terjadi.
    • Distikon: merupakan jenis puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari dua baris atau dua seuntai.
    • Terzina: merupakan jenis puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tiga baris atau tiga seuntai.
    • Kuatren: merupakan jenis puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari empat baris atau empat seuntai.
    • Kuint: merupakan jenis puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari lima baris atau lima seuntai.
    • Sekstet: merupakan jenis puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari enam baris atau enam seuntai.
    • Septima: merupakan jenis puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tujuh baris atau tujuh seuntai.
    • Oktaf atau stanza: merupakan jenis puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari delapan baris atau delapan seuntai.
    • Soneta: merupakan jenis puisi yang terdiri dari 14 baris dibagi menjadi 2 bagian, 2 bait pertama memiliki 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing 3 baris. Soneta terkenal dengan jenis puisi yang paling sulit dibuat.
    • Satir: merupakan jenis puisi bergaya sindiran atau kritikan dalam bentuk sarkasme, ironi, maupun parodi untuk mengungkapkan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan.
    • Kritik Sosial: merupakan puisi yang berisi ketidak puasan seorang penyair terhadap keadaan atau kebijakan.

    c. Puisi Kontemporer

    Puisi kontemporer adalah puisi yang selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan berusaha keluar dari ikatan  konvensional dari penulisan puisi lama maupun puisi baru.

    Puisi kontemporer biasanya tidak terlalu memperhatikan kata-kata simbolik atau lambang intuisi, irama, gaya bahasa, kesantunan berbahasa, seperti menggunakan kata-kata yang kasar, ejekan, atau lainnya karena dianggap tidak terlalu penting.

    Puisi kontemporer memiliki beberapa jenis, diantaranya yaitu puisi konkret, puisi mantra, dan puisi mbeling.

    • Mbeling: Puisi mbeling adalah  puisi jenis kontemporer yang tidak mengikuti aturan umum atau ketentuan dalam puisi lama maupun baru.
    • Puisi konkret: Puisi konkret adalah jenis puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis berupa tipografi, unsur bunyi, maupun Enjambemendan tanpa mengutamakan penggunaan bahasa sebagai medianya.
    • Mantra: Puisi mantra pada kontemporer adalah puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra dan mengutamakan efek atau akibat dari perintah dan menghubungkan manusia dengan dunia lain.
    Download Rangkuman Materi Pelajaran Tingkat SMP dan SMA 

    Buka/Unduh


    Rangkuman Materi Puisi

    C. Struktur Puisi dan Unsur Pembentuk Puisi

    Struktur Puisi

    Struktur puisi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu struktur batin puisi dan struktur fisik puisi.

    1. Struktur Batin Puisi

    Struktur batin puisi adalah bagian yang ada dalam puisi dan tidak bisa dilihat secara langsung.

    Struktur batin puisi dibagi menjadi 4 struktur, yaitu tema, nada, rasa, dan amanat.

    • Tema: Tema pada puisi adalah gagasan pokok atau makna isi puisi yang disampaikan oleh penyair.
    • Nada dan Suasana: Nada merupakan bunyi dalam mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca yang menimbulkan suasana dalam jiwa pembaca atau pendengar.
    • Rasa: Struktur rasa dalam puisi sebagai sentuhan rasa yang berasal dari penyair dan ungkapan atau sikap penyair terhadap pokok permasalahan dalam puisinya.
    • Amanat: Struktur amanat pada puisi merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dalam puisinya kepada para pembaca atau pendengar.

    2. Struktur Fisik Puisi

    Struktur fisik puisi adalah bagian luar puisi yang dapat dilihat dan diamati secara langsung dengan mata.

    Struktur fisik puisi terdiri dari 7 struktur diantaranya sebagai berikut:

    • Diksi: Pilihan kata yang digunakan agar memiliki kesan indah dan dapat menyampaikan maksud penyair.
    • Majas: Pemakaian bahasa dengan melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus sehingga arti sebuah kata dapat memiliki banyak makna.
    • Tipografi: Sususan dalam penulisan puisi seperti bait puisi, baris puisi, dan bisa juga rata kanan kiri untuk menyelaraskan dengan makna dalam puisi.
    • Rima: Persamaan atau pengulangan bunyi pada puisi.
    • Ritma: Berkaitan dengan rima, bunyi, kata, frasa, dan kalimat pada puisi.
    • Kata Konkret: Kata yang mengacu atau merujuk kepada suatu benda atau hal yang berwujud, dapat diraba, dilihat, didengar, dan dicium.
    • Imaji atau Pencitraan: Susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi, sehingga pembaca dapat seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami hal-hal yang terdapat dalam sebuah puisi.

    Unsur-unsur Pembangun Puisi

    Unsur-unsur pembangun puisi yang terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

    Unsur-unsur inilah yang dapat membangun puisi dari dalam dan dari luar sehingga sebuah puisi dapat menjadi indah.

    1. Unsur Intrinsik Puisi

    Unsur intrinsik puisi adalah unsur pembangun yang terdapat di dalam puisi.

    Unsur intrinsik puisi terdiri dari 2 struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik.

    (Penjelasan struktur batin dan struktur fisik sudah dijelaskan di atas)


    2. Unsur Ekstrinsik Puisi

    Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur pembangun puisi yang terdapat di luar karya puisi.

    Unsur ekstrinsik puisi terdiri dari 3 unsur, yakni unsur biografi, unsur sosial, dan unsur nilai.

    • Unsur Biografi: Unsur yang berkaitan dengan latar belakang penyair.
    • Unsur Sosial: Unsur yang sangat erat kaitannya dengan kondisi masyarakat ketika puisi tersebut dibuat.
    • Unsur Nilai: Unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi, politik, sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan sebagainya.


    Rangkuman Materi Puisi

    D. Cara Membuat Puisi

    Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menulis puisi adalah sebagai berikut.

    1. Membuat Kerangka Puisi

    Pada bagian pertama yaitu membuat kerangka puisi dengan menentukan tema puisi dan jenis puisi.

    Jika irama dan rima pada sajak diperlukan maka dapat ditentukan terlebih dahulu agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca atau pendengar puisi.

    2. Menentukan Judul Puisi

    Menentukan judul puisi di awal dapat mempermudah pembaca untuk membatasi ungkapan atau emosi yang ingin disampaikan melalui puisi.

    3. Proses Merangkai Puisi

    Setelah membuat kerangka puisi dan menentukan tema dan judul puisi yang akan di buat, mulailah merangkai puisi dengan kreatifitas masing-masih dengan cara berimajinasi atau melalui membaca referensi serta puisi yang ada.

    Mulai menuangkan ide dalam uraian kata-kata yang sesuai kaidah puisi. Penggunaan diksi tidak perlu terlalu sulit, cukup memulai dengan kata-kata yang familiar, dengan begitu pembaca akan mulai terbiasa untuk membuat ragam puisi lainnya.



    Rangkuman Materi Puisi

    E. Contoh Puisi

    1. Contoh Puisi Lama

    Contoh puisi lama jenis pantun


    Berakit-rakit ke hulu
    Berenang-renang ke tepian
    Bersakit-sakit dahulu
    Bersenang-senang kemudian


    Contoh puisi lama jenis gurindam

    Apabila mata terjaga.
    Hilanglah semua dahaga.

    Apabila kuping tertutup handuk.
    Hilanglah semua kabar buruk.

    Apabila mulut terkunci rapat.
    Hilanglah semua bentuk maksiat.

    Apabila tangan tidak terikat rapat.
    Hilanglah semua akal sehat.

    Apabila kaki tidak menapak.
    Larilah semua orang serempak


    Contoh puisi lama jenis syair

    Ilmu didapat tiada cepat
    Mesti sabar hatinya kuat
    Semoga tuhan berikan rahmat
    Maka jaga hati serta niat


    2. Contoh Puisi Baru


    Contoh 1 puisi baru

    Diponegoro 
    Karya Chairil Anwar

    Diponegoro

    Di masa pembangunan ini
    Tuan hidup kembali
    Dan bara kagum menjadi api
    Di depan sekali tuan menanti
    Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali.
    Pedang di kanan, keris di kiri
    Berselempang semangat yang tak bisa mati.
    MAJU
    Ini barisan tak bergenderang-berpalu
    Kepercayaan tanda menyerbu
    Sekali berarti
    Sudah itu mati
    MAJU
    Bagimu Negeri
    Menyediakan api
    Punah di atas menghamba
    inasa di atas ditinda
    Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
    Jika hidup harus merasai
    Maju.
    Serbu.
    Serang.
    Terjang.

    Februari 1943


    Contoh 2 puisi baru


    Cinta Tanpa Tanda
    karya Sujiwo Tejo

    Telah ku tandakan semesta cintaku
    kau tandaskan cinta tanpa tanda
    Kuhasratkan isyarat sahaja
    kau isyaratkan pintaku terlampau
    terlampau berprasyarat cintaku
    Kau isyaratkan cinta tanpa tanda

    Berulang berbulan berwewinduan (kurindu)
    Kupejam kutajamkan asah rasa (kubaca tanda)
    Mata kubutakan terawangku hanya dengan rasa (kubaca tanda)
    Kuping hidung lidah rabaanku pun telah kuenyahkan (kubaca tanda)
    Tipu daya panca indrapun telah tuntas kusingkirkan (kubaca tanda)
    Kutandai kurasai semesta yang tak kasat mata
    Katamu kumasih jadi budak pancaindra yang membuatku terkecoh

    PELAJARAN PUISI

    Rangkuman materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 tentang Mendalami Puisi meliputi mengidentifikasi komponen penting dalam puisi, mendemonstrasikan puisi, menganalisis unsur pembangun puisi, menulis puisi, dan menyusun ulasan dari buku yang dibaca.

    Rangkuman Materi Puisi

    A. Mengidentifikasi Komponen Penting dalam Puisi

    Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif.

    Puisi juga dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya).

    Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dirangkai dengan kata-kata yang indah, yang berbeda dengan bahasa sehar-hari, bahkan juga berbeda dengan bahasa karya sastra lainnya, seperti drama atau prosa.

    Makna puisi menjadi hal yang penting bagi pembaca. Seindah apa pun rangkaian kata-kata yang dibuat oleh seseorang, menjadi tidak berarti makna atau pesan yang disampaikan di dalamnya.

    1. Menentukan Suasana dalam Puisi

    Suasana dalam puisi yaitu keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi.

    Suasana merupakan akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.

    Bagaimana bisa mengetahui sebuah suasana dalam puisi ?

    • Bacalah sebuah puisi, kemudian jelaskanlah suasana dalam puisi yang dibaca.
    • Setelah membaca puisi, Dapatkah kamu merasakan bagaimana perasaan yang ada dalam puisi tersebut ?
    • Perasaanmu setelah membaca puisi itulah yang dinamakan suasana.

    Tugas.!

    1. Tunjuklah dua orang temanmu yang bagus membaca puisi. Mintalah mereka membaca secara bergantian penggalan puisi Sajak Anak Muda Karya W.S. Rendra. Kamu dapat memilih puisi lain untuk dideklamasikan di muka kelas.
    2. Catatlah larik-larik yang membuat perasaanmu tersentuh.
    3. Jelaskan suasana, perasaan hatimu atau apa yang kamu rasakan setelah mendengarkan pembacaan puisi tersebut!
    4. Untuk memudahkanmu mengerjakan tugas ini, kamu boleh membaca kembali puisi ini setelah dibacakan temanmu.

    2. Menemukan Tema Puisi

    Tema adalah ide dasar yang mendasari sebuah tulisan, termasuk puisi.

    Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.

    Meskipun bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung bermakna konotatif, tetapi tema puisi salah satunya dapat dirunut dengan menggunakan kata-kata kunci dalam puisi tersebut.

    Tema puisi akan sangat menentukan penyair dalam memiih kata-kata yang digunakan dalam puisinya. 

    Dalam puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono, tema puisinya adalah tentang cinta. Tema ini dapat dengan mudah ditemukan karena pengulangan kalimat “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana’ sebanyak dua kali.

    Tugas.!

    a. Bacalah puisi-puisi berikut ini

    • Doa Karya Chairil Anwar
    • Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu Karya Aming Aminoedin

    b. Tentukan tema puisi tersebut dengan menyertakan alasan-alasannya.


    3. Menemukan Makna Puisi

    Amanat yang ingin disampaikan oleh penyair itulah yang dimaksud amanat.

    Tentu saja, pesan itu boleh lebih dari satu. 

    Contoh analisis makna puisi Sajak Anak Muda Karya W.S. Rendra

    Larik Puisi:

    Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan
    Bukan pertukaran pikiran
    Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan
    dan bukan ilmu latihan menguraikan

    Makna:

    Pendidikan di Indonesia lebih banyak ditujukan pada hafalan teori, bukan pemahaman atas suatu konsep, bukan penguasaan konsep dan keterampilan.


    Tugas.!

    1. Baca kembali puisi ‘Aku Ingin’, ‘Doa’, dan ‘Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu’. 
    2. Identifikasikanlah makna (pesan) yang ingin disampaikan penyair melalui puisi tersebut.
    3. Sertakan larik puisi yang mendukung jawabanmu.
    4. Kerjakan di lembar tugas. 
    lembar tugas makna puisi



    Rangkuman Materi Puisi

    B. Mendemonstrasikan Puisi

    Pendengar puisi akan dapat merasakan suasana puisi yang didengar serta mampu menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya jika seorang pembaca puisi mampu menjiwai puisi yang dibacakan dengan baik.

    Mendemonstrasikan puisi berarti pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal, tetapi juga memerhatikan ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi. 

    1. Membacakan Puisi

    Beberapa hal yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi:

    • Rima dan irama: Dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
    • Vokal dan Artikulasi atau kejelasan suara: Suara kita dalam membaca puisi harus jelas, misalnya saja dalam mengucapkan huruf-huruf vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/.
    • Ekspresi mimik wajah: Ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi.
    • Mengatur pernapasan: Pernapasan harus diatur jangan tergesagesa.
    • Penampilan: Kepribadian atau sikap kita saat di panggung usahakan harus tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa, dan meyakinkan (tidak demam panggung).
    • Intonasi: Ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan tekanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).

    Pemberian tanda jeda merupakan teknik awal dalam pembacaan puisi. Adanya tanda jeda, makna sebuah puisi akan tersampaikan kepada para pendengar.


    2. Musikalisasi Puisi Puisi

    Musikalisasi puisi adalah puisi yang dinyanyikan dengan iringan musik.

    Tujuan musikalisasi puisi adalah memudahkan pendengar memahami makna puisi yang ingin disampaikan penyairnya.

    Selain disajikan secara utuh sebagai sebuah lagu, ada juga yang berpendapat bahwa musikalisasi puisi adalah pembacaan puisi diiringi musik atau gabungan antara keduanya.

    Musikalisasi puisi harus tetap mempertahankan makna yang hendak disampaikan penyairnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang suasana, tema, dan makna puisi menjadi sangat penting sebelum melakukan kegiatan musikalisasi puisi. 



    Rangkuman Materi Puisi

    C. Menganalisis Unsur Pembangun Puisi

    1. Menganalisis Diksi dalam Puisi

    Dalam menulis puisi, penyair harus dengan cermat memilih katakata agar dapat mewakili makna yang hendak disampaikan serta dapat menimbulkan efek estetis (keindahan) yang diinginkan.

    Kata-kata yang dipilih penyair berdasarkan pertimbangan dari aspek makna, efek pengucapannya, serta dapat mewakili pikiran dan suasana hati penyair. 

    Diksi muncul karena adanya makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau ritma.

    Tugas.!

    • Bacalah kembali puisi “Ibu” Karya Zawawi Imron. 
    • Analisislah penggunaan diksi dalam puisi tersebut dengan menggunakan tabel berikut ini.
    Menganalisis Diksi dalam Puisi

    2. Menjelaskan Imaji dalam Puisi

    Pengimajian adalah kata atau susunan yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.

    Terdapat hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret.

    Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian sehingga menjadi kata konkret, seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa.

    Jenis-jenis imaji dalam puisi adalah sebagai berikut:

    • Imaji visual: Pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan seolah-olah objek yang dicitrakan dapat dilihat.
    • Imaji auditif: Pengimajian dengan menggunakan kata-kata ungkapan seolah-olah objek yang dicitrakan sungguh-sungguh didengar oleh pembaca.
    • Imaji taktil: Pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang mampu memengaruhi perasaan pembaca sehingga ikut terpengaruh perasaannya.


    3. Mengidentifikasi Kata Konkret dalam Puisi

    Kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat ditangkap indra.

    Kata kongkret berkaitan dengan kemampuan wujud fisik objek yang dimaksud dalam kata itu untuk membangkitkan imajinasi pembaca.

    Contoh:

    • kata ‘salju’ yang berwarna putih dan rasanya dingin bisa digunakan untuk menyampaikan makna kias tentang kesucian, rasa rindu, kehampaan, dan rasa dingin.
    • kata ‘rawa-rawa’ yang melambangkan tempat hidup, bumi, dan kehidupan yang kotor.

    Dengan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. 

    Pengonkretan kata ini berhubungan erat dengan pengimajian, pelambangan, dan pengiasan. 

    Ketiga hal itu juga memanfaatkan gaya bahasa untuk memperjelas apa yang ingin dikemukakan.


    4. Menjelaskan Rima/Ritme dalam Puisi

    Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait.

    Irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.

    Rima merupakan salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima.

    Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifatsifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.

    Baik rima maupun irama dapat menciptakan efek musikalisasi pada puisi, membuat puisi menjadi indah, dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.

    Berdasarkan jenis bunyi yang diulang, terdapat 8 jenis rima diantaranya sebagai berikut:

    • Rima sempurna: Persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir.
    • Rima tak sempurna: Persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir. 
    • Rima mutlak: Persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi).
    • Rima terbuka: Persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.
    • Rima tertutup: Persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
    • Rima aliterasi: Persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.
    • Rima asonansi: Persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
    • Rima disonansi: Persamaan bunyi yang terdapat pada hurufhuruf mati/konsonan.


    Rangkuman Materi Puisi

    D. Menulis Puisi

    1. Menulis Puisi untuk Mengungkapkan Perasaan

    Salah satu sumber ide untuk menulis puisi yang paling mudah didapatkan adalah berdasarkan pengalaman pribadi.

    Pengalaman merupakan segala sesuatu yang pernah dibaca, didengar, dilihat, dirasakan, atau dialami.

    Misalnya, ketika muncul ide atau gagasan yang kuat berupa hubungan antara penyair dan Tuhan, maka puisinya akan bertema ketuhanan. 

    Ketika muncul ide atau gagasan yang berkaitan dengan persoalan sosial, maka puisinya akan bertema kritik sosial. Berikut ini adalah contoh puisi yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penyairnya.

    Contoh: 

    • Puidi Dalam Diriku Karya Sapardi Djoko Damono: Penyair ingin mengungkapkan perasaannya dan pemahamannya tentang hakikat dirinya, serta bagaimana dia menjalani kehidupannya.
    • Tuhan Begitu Dekat Karya Abdul Hadi W.M.: Penyair ingin berbagi pengalaman religiusnya dengan pembaca.

    2. Menulis Puisi Berdasarkan Berita yang Dibaca atau Didengar

    Baca puisi “Sajak Anak Muda” Karya W.S. Rendra. Bandingkan dengan puisi Tuhan karya Chairil Anwar. Kamu akan melihat perbedaan yang tegas pada kedua puisi.

    Puisi Tuhan karya Chairil Anwar lebih banyak mengungkap perasaan penyair terhadap Tuhannya, hasil perenungan yang dalam. 

    Sebaliknya, pada puisi Sajak Anak Muda Karya W.S. Rendra. tidak fokus pada pengungkapan perasaannya terhadap tema yang dibicarakan dalam puisinya. Rendra lebih banyak menuliskan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Unsur perasaan pribadi tidak terlalu kuat.

    Puisi Sajak Anak Muda Karya W.S. Rendra. merupakan bentuk puisi yang berdasarkan berita yang dibaca atau di dengar, karena isi puisi menuliskan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

    Cara Menulis Puisi Berdasarkan Berita yang Dibaca atau Didengar:

    • Bacalah koran, dengarkan radio, atau tontonlah acara berita di televisi.
    • Temukan peristiwa apa yang terjadi.
    • Berdasarkan isi berita tersebut buatlah puisi dengan mempertahankan suasana, tema, dan maknanya.


    Rangkuman Materi Puisi

    E. Menyusun Ulasan dari Buku yang Dibaca

    1. Ulasan selalu ditujukan pada isi buku bukan pada pandangan sendiri sehingga dalam memberikan ulasan harus dibantu oleh kerangka isi buku.
    2. Berikanlah ulasan pada setiap bagian penting isi buku secara proporsional. 
    3. Kemukakanlah ulasan minimal satu paragraf singkat pada setiap bagian buku (fiksi) atau setiap bab buku nonfiksi (buku pengayaan) yang dianggap menarik. 
    4. Pada bagian akhir, sampaikanlah kesan kamu setelah membaca buku tersebut.



    CATATAN

    • Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu.
    • Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.
    • Makna puisi adalah pesan yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya. 
    • Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membacakan dan memusikalisasikan puisi adalah vokal, intonasi, dan ekspresi. Untuk musikalisasi puisi ditambah unsur musiknya. 
    • Pengimajian adalah kata atau susunan yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
    • Kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat ditangkap indra. 
    • Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sementara itu, irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. 





    Materi Bab 8 Mendalami Puisi Bahasa Indonesia
    Sumber: Buku Bahasa Indonesia Kelas 10

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel